MEDIA NUCA – Sejumlah besar Muslim Arab dilaporkan berbondong-bondong mendaftarkan diri menjadi tentara Israel dalam beberap tahun terakhir.
Dilansir dari Jewish News Syndicate, hampir 400 Muslim Arab termasuk Badui terdaftar di Israel Defense Forces (IDF/Pasukan Pertahanan Israel), selama setahun terakhir.
Jumlah warga Arab Muslim yang daftar menjadi tentara Israel atau Israel Defense Forces (IDF) dilaporkan terus meningkat setiap tahunnya.
Dikutip dari Israel News, Ahad, 3 September 2023, pada 2020 ada sekitar 606 warga Arab Muslim direkrut menjadi anggota IDF. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dibanding 2019 yang berjumlah 489 dan 2018 sebanyak 436.
IDF sendiri terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, serta Angkatan Udara yang didirikan pada 31 Mei 1948, dua pekan usai deklarasi berdirinya Israel di tanah Palestina.
Perihal banyaknya orang muslim Arab yang join IDF, media tersebut menganggapnya sebagai wajar, sebab hingga saat ini, tercatat ada 2 juta muslim Arab yang tinggal di wilayah tersebut.
Salah satu alasan mendasar ialah kehidupan yang layak. Keputusan menjadi tentara Israel bagi orang Arab Muslim yang menjadi warga negara Israel dianggap merupakan jalan terbaik untuk mencapai kesejahteraan. Sebab, selama hidup di Israel mereka kerap mengalami ketidaksetaraan ekonomi yang berujung pada tingginya kemiskinan dan pengangguran.
Riset terbaru oleh Ensherah Khory dan Michal Krumer-Nevo berjudul “Poverty in Arab-Palestinian society in Israel: Social work perspectives before and during COVID-19” (2023) menyebut 45,3% keluarga dan 57,8% anak-anak dari komunitas Arab-Palestina (nama lain Arab-Israel) berada di bawah garis kemiskinan.
Bertolak dari kenyataan pahit seperti ini, masuk akal apabila mereka bergabung menjadi tentara Israel yang menjanjikan beragam kemudahan, mulai dari kesetaraan hingga kesejahteraan.
Salah satu kelompok masyarakat yang paling banyak masuk ke IDF adalah kelompok muslim Arab Badui. Suku Badui merupakan salah satu dari suku asli di Arab.
Dari kelompok ini, IDF mencatat ada kenaikan hampir dua kali lipat dalam dua tahun, dari 84 orang pada tahun 2018 menjadi 171 orang pada tahun 2020.
Sebelumnya, pada tahun 2017, hanya 45 orang yang direkrut ke dalam unit tersebut. Mengingat peningkatan tersebut, IDF kini membuka dua peleton untuk pelatihan dasar untuk setiap wajib militer.