MEDIA NUCA – Salah satu hal yang menjadi ciri khas konser Coldplay ialah pembagian wristband kepada penonton untuk dipakai selama konser berlangsung.
Aksesori wristband konser Coldplay ini disebut Xylobands. Gelang Xylobands ini sudah menjadi salah satu ciri khas konser Coldplay sejak tahun 2012.
Seperti kita lihat dalam konser-konser Coldplay, gelang ini bisa memancarkan cahaya selama aksi panggung Chris Martin dkk.
Akan tetapi dikenal dengan efisiensi tinggi, band asal Inggris itu juga mengatur agar wristband yang dibagikan kepada penonton konser mesti dikembalikan kepada panitia setelah konser digelar agar dapat dipakai kembali (recycle) di tempat lain.
Kebijakan ini juga punya kaitan dengan isu lingkungan yang kerap Coldplay suarakan.
Untuk memotivasi recycling wristband tersebut, Coldplay membagikan peringkat negara-negara yang paling taat mengembalikan wristband. Sejauh ini, negara-negara sebelumnya rata-rata memiliki persentase pengembalian wristband hingga di atas 90 persen.
Daftar peringkat ini pun terpasang di pinggir panggung. Berdasarkan daftar tersebut, persentase untuk program Wristband Recycling Leaderboard tertinggi ditempati oleh Tokyo, Jepang yaitu 97 persen. Posisi itu disusul Copenhagen, Denmark sebanyak 96 persen.
Selanjutnya ada Buenos Aires (Argentina) 94 persen dan Kaohsiung (Taiwan) mencapai 93 persen.
Sementara itu, Jakarta tidak ditemukan dalam daftar negara-negara yang ditampilkan dalam presentase pengembalian wristband saat konser Coldplay berlangsung.
Diduga, banyak penonton konser membawa pulang wristband tersebut. Padahal, meskipun gelang xylobands ini memiliki desain yang eye-catching dan unik, gelang ternyata hanya bisa menyala saat konser, jadi percuma jika dibawa pulang.
Akan tetapi, banyak warganet menduga bahwa wristband konser Coldplay sengaja dibawa pulang untuk dijual lagi di situs e-Commerce dengan harga fantastis.