MEDIA NUCA โ Gedung Pasar Rakyat Puni Ruteng, yang terletak di Kelurahan Pau, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, saat ini terlihat sepi dan terkesan mubazir.
Dari 70 ruko dan 140 lapak yang ada, hanya satu ruko yang aktif digunakan oleh pedagang, meninggalkan puluhan lapak dan ruko lainnya kosong tanpa aktivitas perdagangan.
Dilansir dari Tribun Flores pada Rabu, 17 Januari 2024, sebagian besar ruko masih tertutup rapat, sedangkan lapak yang sudah ditulis nomor terlihat berjejer dengan penuh sampah dan kotoran.
Meskipun gedung pasar ini cukup mewah, tampaknya tidak mendapatkan perhatian dari Dinas terkait. Rumput liar pun tumbuh mengelilingi gedung yang seharusnya menjadi pusat aktivitas ekonomi masyarakat.
Bahkan, di bagian belakang gedung, warga setempat menggunakan tempat tersebut untuk mengikat hewan. Hal ini menunjukkan kurangnya pemeliharaan dan pengawasan terhadap fasilitas pasar yang seharusnya menjadi sarana transaksi bagi para pedagang.
Mikael Geong, salah satu pedagang yang masih bertahan di lokasi pasar ini, mengaku bingung dengan kondisi yang terjadi. Meskipun pegawai dari Dinas terkait sering mengunjungi lokasi pasar, hingga saat ini belum ada langkah konkret yang diambil untuk menghidupkan kembali pasar ini.
โMereka pegawai dari Dinas sering datang sini. Tapi belum tahu bagaimana kedepan ini pasar, banyak yang kembali jual di bawah,โ ujar Mikael, seorang penjahit yang menempati salah satu ruko di bagian dalam gedung.
Mikael menambahkan bahwa semua lapak dan ruko di gedung ini sudah memiliki pemilik, namun hanya dirinya yang memanfaatkannya untuk berusaha.
Ia berharap agar pihak terkait segera mengambil langkah-langkah konkret untuk mendukung para pedagang dan mengembalikan kehidupan ekonomi di Gedung Pasar Rakyat Puni Ruteng. (AD)
