Home ยป Disorot Media Asing, Aksi Gibran Dinilai Lumpuhkan Demokrasi

Disorot Media Asing, Aksi Gibran Dinilai Lumpuhkan Demokrasi

by Media Nuca

MEDIA NUCA โ€“ Situasi politik di Indonesia ramai disorot berbagai media asing terutama setelah sosok Gibran Rakabuming Raka maju menjadi cawapres mendampingi Prabowo Subianto sebagai capres pada Pilpres 2024.

Satu di antara media-media tersebut adalah media asal Jerman, Handesblatt. Handesblatt mengangkat isu politik yang ramai diperbincangkan masyarakat Indonesia sendiri menulis bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) berupaya membangun dinasti politik.

Langkah politik Jokowi tersebut lantas dianggap melumpuhkan demokrasi di Indonesia, sebuah konstruksi politik yang dinilai sangat problematis melalui keputusan Mahkamah Konstitusi yang juga problematis.

โ€œFakta bahwa Gibran yang berusia 36 tahun akan segera mengambil peran sentral di tingkat nasional adalah berkat keputusan kontroversial Mahkamah Konstitusi pekan lalu,โ€ tulis Handelsblatt.

Media asing tersebut juga menyoroti sikap kontradiktif Jokowi melalui keterangan-keterangan publiknya. Jokowi yang berkali-kali membantah ikut campur dalam urusan politik di akhir masa jabatannya disorot karena terbukti malah terlibat dan mencampuri langsung urusan politik nasional.

โ€œSecara resmi, Jokowi membantah mengerjakan urusan keluarga politiknya sendiri. Ketika ditanya tentang hal ini, dia menekankan di masa lalu bahwa dia tidak ingin ikut campur dalam keputusan anak-anaknya. Selain itu, pada akhirnya, orang-orang memutuskan siapa yang akan menerima kekuasaan,โ€ tulis Handelsblatt.

Selain kontradiksi-kontradiksi sikap politik Jokowi, keputusan MK yang dipimpin Anwar Usman (adik ipar dari Jokowi atau paman dari Gibran) turut disorot.

โ€œMenurut keputusan hakim, orang-orang muda yang sudah memiliki pengalaman politik di tingkat daerah juga akan diterima di masa depan-seperti Wali Kota Gibran. Kritikus bereaksi dengan marah terhadap keputusan tersebut dan menuduh pengadilan nepotisme mendukung keluarga presiden. Mereka menunjukkan bahwa hakim konstitusional tertinggi adalah saudara ipar Jokowi dan paman Gibran,โ€ demikian tulisan Handelsblatt.

Perihal pemberitaan internasional oleh media asing mengenai situasi politik Indonesia tersebut oleh pengamat politik, Adi Prayitno, dinilai merupakan bentuk kritik terhadap Indonesia, terutama kepada Jokowi.

โ€œKritik dari pihak asing melihat fenomena politik politik mutakhir indonesia. Terutama manuver Jokowi yang dinilai merestui dan mendoakan keluarganya juga terjun ke dunia politik,โ€ ucapnya.

Kritik eksternal tersebut menurut Adi mesti dipakai sebagai masukan demi perbaikan.

โ€œKritik pihak luar itu mesti dilihat sebagai vitamin untuk perbaikan,โ€ tandasnya.

You may also like

Leave a Comment

TENTANG KAMI

MEDIA NUCA berfokus pada isu-isu politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Media ini bertujuan untuk menyajikan informasi yang relevan dan berimbang dari tingkat internasional, nasional, hingga tingkat lokal.

Feature Posts