MEDIA NUCA โ Pemerintah Indonesia terus berupaya mencapai visi Indonesia Emas 2045, yang bertujuan menjadikan negara ini sebagai โNegara Nusantara yang Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutanโ.
Dalam upaya mencapai visi tersebut, Pemerintah menetapkan empat pilar utama, yaitu pembangunan manusia dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, pemerataan pembangunan, serta pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyoroti kekuatan Indonesia yang dapat dimanfaatkan, seperti jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat.
Keberadaan Indonesia yang strategis di antara Benua Asia dan Australia, serta di antara Samudera Hindia dan Pasifik, memberikan keuntungan dalam perdagangan internasional. Selain itu, potensi sumber daya alam yang melimpah juga menjadi keunggulan yang harus dioptimalkan.
Dalam sambutannya pada acara Kompetisi Ekonomi ke-26 di Universitas Indonesia pada Selasa (30/1/20240, Menteri Airlangga menekankan pentingnya bonus demografi sebagai aset produktif, terutama jika sumber daya manusia (SDM) Indonesia unggul dan kuat. Bonus demografi ini dianggap sebagai nilai tambah yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
Namun, tantangan yang dihadapi juga tidak dapat diabaikan. Tingkat pendidikan dan produktivitas SDM perlu ditingkatkan, dan perubahan iklim berdampak pada pertanian dengan mundurnya musim panen. Stabilitas global juga menjadi faktor yang harus diperhatikan.
Menko Airlangga mengungkapkan bahwa untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, Indonesia perlu mengubah pendekatan dari reformatif menjadi transformatif. Transformasi ekonomi, sosial, dan tata kelola menjadi fokus utama dalam membangun masa depan.
Presiden Joko Widodo telah mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dengan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% pada tahun 2024.
Pemerintah juga bergerak untuk memaksimalkan tiga mesin ekonomi, yaitu revitalisasi mesin ekonomi konvensional, pengembangan mesin ekonomi baru yang mencakup teknologi digital dan kecerdasan buatan, serta penyempurnaan mesin ekonomi Pancasila yang berkeadilan.
โDigital Economy Framework Agreement (DEFA)โ untuk ASEAN turut disoroti, dengan Menko Airlangga menekankan bahwa integrasi ekonomi melalui ekosistem digital akan mempermudah transaksi lintas negara di kawasan tersebut.
Dalam acara yang dihadiri oleh siswa SMA dari berbagai wilayah, Pemerintah menegaskan komitmennya untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat melalui upaya konkret di berbagai sektor, termasuk pendidikan, kesehatan, dan pembangunan ekonomi hijau.(AD)