MEDIA NUCA โ Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaini, mengecam Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atas pernyataannya yang mempertanyakan kembali Surat Edaran (SE) Menteri Agama terkait aturan pengeras suara dalam menyambut bulan suci Ramadhan tahun ini.
Menurut Jazuli, fokus Menag pada SE tersebut justru mengganggu toleransi yang sudah terjalin baik di kalangan umat Islam selama ini, khususnya dalam merayakan bulan suci Ramadhan.
โMenag Gagal Fokus. Seharusnya, menjelang Ramadhan, Menag memotivasi umat Islam untuk semakin meningkatkan kualitas ibadah. Mengapa malah fokus pada pengeras suara?โ ungkap Jazuli dengan nada kecewa.
Pandangan Jazuli ini merujuk pada kebutuhan untuk memotivasi umat Islam agar lebih bersemangat menyambut Ramadhan, meningkatkan kualitas iman, dan melibatkan diri dalam aktivitas ibadah seperti tarawih, tadarus al-Qurโan, dan pengajian.
Menurutnya, toleransi umat Islam dan umat lain dalam menjalankan ibadah sudah baik selama ini, tanpa menimbulkan masalah. Oleh karena itu, Menag diingatkan untuk tidak salah paham mengenai toleransi di Indonesia.
โSemarakkan Ramadhan dengan aktivitas beribadah adalah bagian dari syiar komitmen beragama yang positif untuk pembangunan bangsa. Ini bukan masalah toleransi, dan umat Islam memiliki kontrol sosial yang baik agar syiar itu diterima dengan positif,โ tambahnya.
Jazuli juga menegaskan bahwa penggunaan pengeras suara dalam menyebarkan syiar agama tidak seharusnya dianggap sebagai masalah toleransi. Ia mengibaratkan dengan tradisi di negara Barat, di mana lonceng berbunyi tiap jam dianggap biasa dan tidak mengganggu ketertiban umum.
โSyiar beragama sejalan dengan sila pertama Pancasila. Indonesia bukan negara demokrasi liberal, melainkan negara demokrasi yang ber-Tuhan sesuai sila Ketuhanan Yang Maha Esa,โ tegas Jazuli.
Pernyataan kritis Jazuli ini mencerminkan sikap PKS yang mendukung semangat beragama dan menekankan pentingnya menjaga harmoni antarumat beragama di Indonesia.(AD)