MEDIA NUCA – Diketahui, Iran telah meluncurkan lebih dari 300 drone dan rudal ke Israel pada Sabtu (13/4/2024) dan Minggu (14/4/2024) sebagai bagian dari ketegangan yang meningkat di Timur Tengah.
Serangan Iran tersebut merupakan respon atas serangan Israel pada 1 April 2024 lalu yang menewaskan 16 orang, termasuk komandan Quds Force dari Korps Penjaga Revolusi Islam (IRGC) dan Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi.
Meskipun 99% dari jumlah tersebut telah ditembak jatuh oleh militer Israel di luar perbatasan Israel, serangan ini mendapat perhatian dunia Internasional sebab potensial memperbesar eskalasi perang Timur Tengah ke arah multi front.
Pihak Israel sendiri mengaku tak akan tinggal diam membiarkan Iran menyerang kedaulatan mereka. Dalam percakapan dengan Pemimpin Mayoritas DPR AS Steve Scalise, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memastikan pihaknya akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk mempertahankan diri.
Senada, Kepala Staf Militer Israel Herzi Halevi juga menegaskan bahwa negaranya pasti merespons aksi Iran meskipun tidak menjelaskan seperti apa bentuk respons yang akan diambil.
“Peluncuran dari begitu banyak rudal, rudal jelajah, dan drone ke wilayah Israel, akan bertemu dengan sebuah respons,” ucap Halevi di sebelah selatan Israel, seperti dikutip dari Reuters pada Senin (15/4/2024).
Di sisi lain, sekutu Israel seperti Prancis, Inggris dan AS meminta Perdana Menteri Israel untuk menahan diri dan tidak melakukan serangan balik ke Iran. Hal itu bertujuan agar menghindari peningkatan konflik di Timur Tengah.
Sebab, jika merujuk pada pernyataan pihak pemerintah Iran, dengan diluncurkannya serangan balasan tersebut beberapa hari lalu ke Israel, permasalahan Iran dengan Israel telah selesai, kecuali Israel memulai perang baru.
Dengan kata lain, jika Israel melakukan serangan balik, Iran memastikan akan merespon lebih keras dan jalan menuju konflik besar terbuka lebar.
