MEDIA NUCA โ Satu minggu kemarin, negara bagian selatan India, Kerala, telah mengambil langkah tegas untuk menghentikan penyebaran virus mematikan, Nipah. Dua kematian terbaru, seperti dilansir dari Reuters, akibat virus ini telah memicu penutupan beberapa sekolah dan kantor di wilayah tersebut.
Ini adalah wabah Nipah keempat yang telah melanda Kerala sejak tahun 2018.
Asal Usul Virus Nipah
Virus Nipah pertama kali muncul pada tahun 1998 selama wabah penyakit di kalangan petani babi di Malaysia dan Singapura. Virus ini dapat menginfeksi manusia melalui kontak dengan cairan tubuh kelelawar dan babi yang terinfeksi, dan ada beberapa kasus penularan antarmanusia yang tercatat.
Ilmuwan menduga bahwa Nipah telah ada di antara kelelawar pemakan buah selama ribuan tahun dan khawatir tentang potensi mutasi yang dapat membuatnya lebih mudah menular dari kelelawar.
Gejala dan Penanganan
Tidak ada vaksin yang tersedia untuk mencegah atau menyembuhkan infeksi Nipah, yang memiliki tingkat kematian sekitar 70%.
Pengobatan utamanya adalah memberikan perawatan pendukung. Gejala yang umumnya muncul pada orang yang terinfeksi meliputi demam, kesulitan bernapas, sakit kepala, dan muntah.
Dalam kasus yang parah, dapat terjadi ensefalitis dan kejang yang dapat menyebabkan koma. WHO telah memasukkan virus Nipah dalam daftar penelitian dan pengembangan patogen dengan potensi epidemi.
Sejarah Wabah Sebelumnya
Wabah pertama pada tahun 1998 di Malaysia dan Singapura menewaskan lebih dari 100 orang dan menginfeksi hampir 300 orang. Virus ini telah menyebar ribuan mil sejak saat itu, dengan tingkat kematian berkisar antara 72% hingga 86%.
Data dari WHO menunjukkan bahwa lebih dari 600 kasus infeksi manusia oleh virus Nipah dilaporkan antara tahun 1998 hingga 2015. Wabah tahun 2001 di India dan dua wabah lainnya di Bangladesh menewaskan 62 dari 91 orang yang terinfeksi.
Pada tahun 2018, Kerala menghadapi wabah Nipah yang merenggut 21 nyawa, dan wabah-wabah lainnya terjadi pada tahun 2019 dan 2021.
Sebagai salah satu wilayah yang paling rentan di dunia terhadap wabah virus kelelawar, tindakan keras untuk mengendalikan penyebaran virus ini sangat penting, seperti yang ditunjukkan dalam penyelidikan oleh Reuters pada bulan Mei yang menyatakan sebagian wilayah Kerala sebagai salah satu daerah paling rentan terhadap wabah virus kelelawar. (AD)