MEDIA NUCA โ UNICEF mengungkapkan laporan terbaru tentang krisis kemanusiaan di Gaza yang mendalam. Sejak tanggal 7 Oktober, lebih dari 2.360 anak telah kehilangan nyawa mereka dalam konflik berkepanjangan di wilayah tersebut, sementara lebih dari 5.360 anak lainnya mengalami luka-luka serius. Pada hari yang sama, 30 anak di Israel juga menjadi korban serangan mendadak dari pihak Hamas.
Dilansir dari Vatican News Rabu (25/10/2023), peristiwa tragis ini juga terjadi di Tepi Barat, dengan setidaknya 160 anak terluka dan 28 anak tewas. Konflik yang telah berlangsung selama 18 hari ini adalah eskalasi paling mematikan sejak PBB memulai misi mereka di sana pada tahun 2006.
Adele Khodr, Direktur Regional UNICEF untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, telah mengeluarkan seruan mendesak untuk gencatan senjata segera dan akses tanpa hambatan pada bantuan kemanusiaan.
Selain korban jiwa, anak-anak di Gaza menghadapi situasi traumatis, termasuk serangan berulang, pengusiran, dan kekurangan barang-barang penting seperti makanan, air, dan obat-obatan.
Khodr menyebut situasi ini sebagai โnoda pada nurani kolektif kita.โ Ia juga mengingatkan bahwa jika bantuan kemanusiaan tidak dapat mencapai wilayah tersebut, termasuk pasokan bahan bakar vital untuk rumah sakit dan fasilitas penting lainnya, jumlah kematian harian anak-anak akan terus meningkat secara dramatis.
UNICEF telah mengajukan panggilan mendesak kepada semua pihak untuk menerima gencatan senjata, memungkinkan akses bantuan kemanusiaan, dan melepaskan sandera yang ditahan.
Anak-anak Gaza, yang merupakan setengah dari populasi Gaza yang berjumlah hampir 2,3 juta orang, sangat menderita akibat kelangkaan air yang parah. Infrastruktur air di wilayah ini terganggu akibat kelangkaan bahan bakar dan kerusakan infrastruktur yang vital.
Dalam situasi ini, upaya mendesak diperlukan untuk melindungi anak-anak dan warga sipil serta memastikan akses yang lancar ke bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan. (AD)
