MEDIA NUCA โ Kondisi endemi pasca pandemi Covid-19 telah mempercepat perkembangan dan implementasi digitalisasi di segala bidang, termasuk di sektor ketenagakerjaan. Banyak kegiatan industri yang sudah terotomatisasi berdampak pada turunnya permintaan pada pasar tenaga kerja.
Hal ini menjadi salah satu tantangan yang dihadapi Indonesia, terutama dalam menghadapi bonus demografi yang akan terjadi pada tahun 2030.
Menurut perkiraan, pada tahun 2030 jumlah penduduk usia kerja di Indonesia diperkirakan mencapai 201 juta orang atau setara dengan 68,1% dari jumlah penduduk. Bonus demografi ini menjadi momen penting bagi Indonesia untuk memastikan keluar dari jebakan negara menengah dan memperkuat pertumbuhan ekonomi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan hal ini dalam sambutannya saat membuka acara Kongres IX Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) di Jakarta pada Sabtu (8/07).
Menko Airlangga juga menekankan pentingnya peningkatan produktivitas dan pendidikan kontinu untuk menghadapi bonus demografi ini. Dalam konteks ini, digitalisasi di sektor ketenagakerjaan menjadi salah satu solusi yang diambil untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa optimisme dan kontribusi para pekerja dan buruh sangat berperan dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang positif.
Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managersโ Index/PMI) Indonesia baru-baru ini mencapai angka 52,5%, yang merupakan angka tertinggi di kawasan ASEAN.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga berhasil mencapai 5% dan inflasi terjaga di angka 3,52%. Pertumbuhan ini menjadi yang tertinggi kedua di antara negara-negara G20. Menko Airlangga mengapresiasi kontribusi dan optimisme para pekerja dan buruh dalam meraih pencapaian ini.
Selain tantangan bonus demografi, Indonesia juga menghadapi rendahnya produktivitas tenaga kerja. Untuk mengatasi hal ini, Pemerintah telah berupaya meningkatkan kualitas para pekerja melalui program Kartu Prakerja yang dilaksanakan secara digital.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan keterampilan para pekerja, sehingga mereka dapat berkontribusi secara maksimal di pasar tenaga kerja yang semakin kompetitif.
Selaras dengan upaya transisi energi ke sumber energi terbarukan, seperti energi surya, geothermal, hidro, dan energi hijau, Indonesia juga melihat adanya peluang besar dalam sektor pekerjaan.
Pengembangan industri berbasis energi terbarukan ini akan memberikan lapangan kerja baru dan melibatkan banyak buruh. Dalam hal ini, sektor energi hijau menjadi salah satu sektor yang sangat relevan dengan para buruh.
Menko Airlangga juga mengapresiasi KSBSI atas peran aktifnya dalam Labour20 dan menjadi mitra strategis Pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Pemerintah juga telah menciptakan Proyek Strategis Nasional yang menyerap banyak tenaga kerja sebagai bagian dari upaya untuk menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak.
Dengan adanya tantangan dan peluang yang dihadapi dalam sektor ketenagakerjaan, Pemerintah terus mendorong langkah-langkah untuk menciptakan lapangan kerja, meningkatkan produktivitas, dan mendukung transformasi digital di era pasca pandemi Covid-19.
Bonus demografi Indonesia diharapkan dapat menjadi momentum positif dalam menghadapi tantangan tersebut. (AD)