MEDIA NUCA โ Proyek bak air pompa hidram di Wae Rambung, Desa Golo Munga Barat, Kecamatan Lamba Leda Utara, Kabupaten Manggarai Timur yang dibangun Komando Distrik Militer (Kodim) 1612 Manggarai diduga mubazir. Pasalnya, proyek tersebut tidak dirasakan manfaatnya oleh warga setempat setelah dibuat tahun 2021 silam.
Komandan Distrik Militer (Dandim) 1612 Manggarai Letkol Arh.Drian Priyambodo menyambut baik laporan masyarakat atas dugaan mubazirnya proyek tersebut. Pihaknya berjanji siap membantu dan mengatasi kerusakan bak penampung air proyek tersebut.
Namun kata Drian, proses pembangunan pompa hidram tersebut telah selesai dan telah diserahkan kepada masyarakat setempat. Proses pemeliharaannya merupakan tanggungjawab pihak desa.
โMasyarakat di desa tersebut punya tanggung jawab untuk memelihara, merawat supaya alat itu bisa digunakan (dalam) waktu (yang) lama,โ ujar Drian kepada wartawan, Rabu, (5/7/2023).
Drian mengaku, pihaknya tidak mempunyai anggaran untuk memperbaiki kerusakan bak tersebut. Sebab hal itu telah menjadi tanggungjawab desa setempat.
โApabila ada kerusakan mungkin kita bisa bantu untuk teknisinya saja,โ katanya.
Dia pun berjanji akan meninjau langsung bak yang diduga telah rusak. Apalagi kata dia, pihaknya belum bertugas di Kodim 1612 Manggarai pada saat proyek tersebut berjalan.
โKegiatan (proyek itu) tahun 2021. Saya juga belum masuk disini. Namun nanti personil saya nanti akan cek kendalanya dimana, sehingga kita juga pengen tahu kepastiannya apa kendalanya di lapangan. Untuk waktu yang penting ada informasi dari bawah atau Babinsa. Baru nanti saya akan turunkan tim,โ bebernya.
Menurut Drian, program tersebut merupakan upaya Panglima Kodam 9 Udayana, Bali untuk mengatasi kekurangan air di daerah administrasinya. Namun Drian enggan menjelaskan sumber dana proyek tersebut.
โUpaya pimpinan kita mencarikan anggaran dari sumbernya. Dari mana? itu adalah upaya pimpinan kita. Kita hanya melaksanakan pekerjaan di lapangan sehingga ini bukan hal yang harus dipertanggungjawabkan,โ tegasnya.
Drian membantah bahwa pembangunan pompa hidram tersebut adalah sebuah proyek. Diketahui, pemasangan pompa hydraulic ram pump (Hidram), sumur bor, serta penyaluran air secara gravitasi atau non listrik merupakan Program TNI Manunggal Air.
โIni adalah murni usaha, upaya panglima kepada masyarakat yang ada di wilayah terutama di NTT. Salah satunya pompa hidram ini dikerjakan untuk memberikan solusi untuk memecahkan masalah air di wilayah tersebut,โ tukasnya.
Sementara Tim Teknis proyek Serka Belasius Baru membantah air pompa hidram tersebut mubazir. Pasalnya, setelah pembangunan selesai air telah mengalir ke pemukiman warga Wae Rambung.
โMereka sudah nikmati waktu itu. Tapi kalau ada pernyataan mubazir itu saya tidak tahu. Kalau air itu sudah sampai (mengalir). Masyarakat Wae Rambung, mereka pakai air itu sekitar dua minggu. Saya suda bekerja ditempat yang lain,โ bebernya.
Belasius mengaku, pihaknya adalah tim teknis pengerjaan proyek tersebut. Dia pun menjelaskan prosedur pembuatan bak kaptering (bak penangkap air).
โSaya tim teknisnya. Saya yang kerja itu. Air itu ambil dari mata air. Air dari kaptering terus ke pompa, dari pompa naik ke pemukiman warga. Itukan jarak dari mata air ke bak kaptering kurang lebih 100 meter,โ jelasnya.
โAir itu kan dia mengalir lewat tanah, bak kaptering itu sudah kita dam itu. Kalau dicor lantai itu, air ite lewat bawah, memang terbukti ketika kita masukin di bak kaptering itu, tetap saja air itu keluar lewat bawah tembusannya dan kita usahakan, kita sudah upayakan untuk tutup semua jalan air yang menuju ke lubang keluar,โ tambahnya.
Lanjut Belasius, pihaknya tidak melakukan cor lantai karena tanahnya labil. Kemudian air akan jalan dibawah lantai yang sudah dicor tersebut.
โMakanya kita hanya berusaha untuk nutupin air yang berusaha keluar. Sudah tutup semua. Jadi, air itu sudah mengalir kebawah. Mungkin debit airnya sekarang karena musim kemarau itu panjang sekali makanya air itu kurang,โ katanya.
Namun kata Belasius, pihaknya tidak ikut dalam survei awal sebelum pembuatan bak kaptering.
โWaktu survei saya tidak tahu sampai di situ. Yang jelas saya sebagai teknisi datang untuk kerja. Saya diperintahkan mengerjakan dari mata air sampai air itu ke pemukiman warga,โ tukasnya.
Liputan : Aristo Jeling