MEDIA NUCA โ Suasana cair dan akrab terlihat dalam silaturahim antar tokoh lintas agama di Kota Manado, Sulawesi Utara, Senin (24/7) malam.
Warung ikan tuna (Tuna House) dipenuhi oleh undangan dari kalangan pendeta, ulama, aktivis perempuan, budayawan, dan organisasi kemasyarakatan.
Mereka antusias menyambut undangan dari Pimpinan PKS di Sulawesi Utara, untuk bersilaturahmi kuatkan NKRI bersama Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, yang sedang berkunjung ke Kota Nyiur Melambai.
Diantara hadirin tampak Pendeta Hanny Pantouw (Ketum DPP Laskar Manguni Indonesia dan Pimpinan Gereja Bethel), Pendeta Enny JA Umbas (Pimpinan Gereja Panthekosta), Anggota Dewan Pakar PKS Sulawesi Utara, KH Yaser Salim Bachmid (Ketua MUI Manado), Nenden Herawatiy (Ketua Aisyiyah Sulut), Sarce Mokoginta (PW Muslimat NU), Budayawan Reiner Ointu dan tokoh lain.
Anggota DPR RI dari Fraksi PKS yang juga Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menjelaskan agenda silaturahim bertemu dengan tokoh lintas organisasi dan lintas Agama kembali dilakukannya juga PKS, karena hal itu memang visi dan laku politik yang selama ini dikerjakannya bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
โBaik silaturahim keummatan yang bertemu/mempertemukan tokoh-tokoh ormas keagamaan dari berbagai latar belakang, maupun silaturahim kebangsaan yang bertemu/mempertemukan tokoh-tokoh partai politik berbeda. Tujuannya menguatkan shilaturahim keummatan dan memperkuat persatuan bangsa, menjaga dan melestarikan NKRI,โ ujar Hidayat yang juga menjabat Wakil Ketua Majelis Syura PKS, melansir siaran resmi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Rabu (26/7/2023).
Hidayat mengutip sejarah perjuangan tokoh nasional asal Sulawesi Utara, yaitu Alexander Andries Maramis yang lebih dikenal sebagai A.A. Maramis.
โA. A. Maramis ini tokoh muda asal Manado yang merantau ke Batavia/Jakarta dan kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum, Universitas Leiden,โ ungkapnya.
Di Belanda, imbuh Hidayat, Maramis aktif dalam organisasi Perhimpunan Indonesia yang dipimpin Mohammad Hatta dan Ahmad Subardjo, mempersiapkan proklamasi kemerdekaan RI tahun 1945, Maramis jadi anggota BPUPK dan ditunjuk menjadi salah satu anggota Panitia Sembilan.
โA.A. Maramis adalah salah seorang Pendiri Bangsa bersama tokoh-tokoh kebangsaan dan keagamaan lain yang merumuskan dasar dan tujuan negara Republik Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Pertemuan kita malam ini untuk memperkuat ikatan kebangsaan yang sudah dirintis Pendiri Bangsa, dan menyegarkan komitmen kita menjaga NKRI untuk diwariskan kepada generasi milenial/generasi Z yang akan memperingati 100 tahun Indonesia Merdeka pada tahun 2045 yang akan datang,โ jelas Hidayat.
Para tokoh lintas Agama menyambut positif wacana Hidayat yang inspiratif dan konstruktif.
Mereka sepakat pentingnya sering dilakukan dialog dan silaturahim yang mempertemukan tokoh dari beragam latar belakang termasuk latar keagamaan yang beragam.
โPertemuan ini istimewa karena yang mengundang tokoh PKS, Hidayat Nur Wahid, yang dikenal rekam jejaknya sebagai tokoh politik yang akademisi dan negarawan. Terus terang selama ini PKS kadang masih dipersepsi oleh sebagian orang sebagai anti-NKRI, namun dari rekam jejak Pak Hidayat, apalagi yang kini disampaikan, jelas sekali PKS pro-NKRI, bahkan membela NKRI, sebagaimana juga terpahami dari tema silaturahim kita tokoh-tokoh lintas Agama di Sulut, Menjaga dan Menguatkan NKRI,โ ungkap Pendeta Hanny T.
Sebagai pimpinan Laskar Manguni, Hanny Pantouw berinteraksi dengan berbagai kelompok masyarakat, termasuk komunitas Muslim.
Salah satu mitra dialog LMI adalah tokoh-tokoh MUI. Hal itu dibenarkan oleh Yaser Salim Bachmid.
โSelaku Ketua MUI kami membuka diri untuk berdialog dengan para tokoh dari latar belakang agama manapun. Termasuk dengan Pendeta Hanny kami bekerjasama untuk membina umat masing-masing dan menjembatani perbedaan yang ada. Banyak masalah yang bisa kita pecahkan dengan dialog. Karenanya kami berdua antusias hadiri undangan silaturahim dengan ustadz Hidayat,โ kata Yaser yang meyakinkan agar silaturahim seperti ini dilanjutkan, sehingga berbuah kebaikan bagi masyarakat luas bahkan menguatkan NKRI.
Acara curah pendapat berlangsung spontan, hingga tampil Pendeta perempuanย Enny J.A. Umbas yang memimpin Gereja Pantekosta.
Enny bercerita pengalamannya ketika mengadvokasi permasalahan di kalangan umat Nasrani yang belum terpenuhi hak kesejahteraannnya.
Namun, selama berbulan-bulan mengadu ke Walikota atau DPRD Kota Manado tak ada hasil.
โAkhirnya ada satu anggota DPRD Kota Manado yang mau menerima kami, hanya satu orang itu saja. Yang lainnya menolak. Tokoh itu adalah Ibu Nur Amalia dari Fraksi PKS. Meskipun berbeda agama, anggota DPRD dari FPKS ternyata siap memperjuangkan kepentingan warga nasrani. Kami salut dan berterimakasih,โ ungkap Pendeta Enny yang disambut tepuk tangan hadirin.
Dialog semakin hangat, tiap tokoh menyampaikan pandangannya. Setelah menyantap rahang ikan tuna dan sayur daun pepaya, dilakukan foto bersama.
Tanpa diduga Pendeta Hanny menyampaikan salut kepada PKS dan mendukung agar PKS dapat mengirimkan satu orang anggotanya sebagai wakil rakyat Sulut untuk menjadi Anggota DPR RI.
Aspirasi itu disambut pengurus DPW PKS Sulut Iswan Dama dan seluruh jajaran. Tokoh PKS Sulut, Syarifuddin Saafa, yang pernah menjadi calon Wakil Walikota Manado diusulkan sebagai calon wakil rakyat Sulut.
Hidayat merespon positif dan berharap agar memang ada anggota DPR dari PKS mewakili Sulawesi Utara agar pembelaan kepada seluruh warga Sulut dapat dilakukan secara lebih komprehensif di DPR RI.
Hidayat juga menyatakan siap menyambut, apabila tokoh dari Sulut hendak berkunjung ke DPR/ MPR dan membawa aspirasinya ke Jakarta.
