MEDIA NUCA โ Perekonomian Indonesia menunjukkan performa yang mengesankan pada kuartal kedua tahun 2023 dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat, melebihi negara-negara lain di kawasan. Data resmi menunjukkan bahwa hanya Tiongkok, Uzbekistan, dan Indonesia yang berhasil mencatatkan pertumbuhan di atas 5%.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Konferensi Pers Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II Tahun 2023 mengungkapkan hasil positif ini di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (7/08).
Menurut Menko Airlangga, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif ini sekaligus mengatasi kekhawatiran akan perlambatan ekonomi yang sebelumnya diantisipasi, terutama disebabkan oleh penurunan harga komoditas unggulan ekspor Indonesia seperti CPO dan pertambangan, serta perlambatan manufaktur dari negara mitra dagang utama seperti Amerika Serikat dan Tiongkok.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal kedua tahun 2023 didukung oleh berbagai komponen pengeluaran dan lapangan usaha. Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga meningkat kuat sebesar 5,23% (yoy) karena peningkatan aktivitas masyarakat di masa libur hari raya dan hari libur lainnya.
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang mencerminkan investasi dan pembangunan infrastruktur pemerintah juga mengalami kenaikan sebesar 4,63% (yoy). Sementara itu, konsumsi Pemerintah tumbuh signifikan hingga 10,62% (yoy).
Dari sisi lapangan usaha, seluruh sektor menunjukkan pertumbuhan positif, dengan sektor transportasi dan pergudangan menjadi yang paling ekspansif dengan pertumbuhan mencapai 15,28% (yoy) seiring peningkatan mobilitas masyarakat.
Industri manufaktur atau pengolahan tetap menjadi kontributor pertumbuhan terbesar, didorong oleh permintaan domestik yang kuat, dengan pertumbuhan 18,25% (yoy) dan berkontribusi sebesar 57,27% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Pertumbuhan ekonomi yang melonjak ini juga terjadi secara spasial di seluruh pulau di Indonesia. Pertumbuhan ini terutama didominasi oleh Pulau Jawa, yang berkontribusi sebesar 57,27% terhadap PDB nasional. Wilayah di luar Pulau Jawa juga tumbuh positif dengan didukung oleh peningkatan investasi dan pembangunan industri.
Mengomentari prospek pertumbuhan di kuartal ketiga tahun 2023, Menko Airlangga menyatakan bahwa pemerintah akan mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama melalui belanja pemerintah pada Kementerian/Lembaga besar di bidang infrastruktur, padat karya, dan pertanian.
โPada kuartal ketiga nanti kita masih bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama melalui belanja Pemerintah, khususnya pada Kementerian/Lembaga besar di bidang infrastruktur, padat karya, dan pertanian,โ tutur Menko Airlangga.
Selain pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan, daya saing perekonomian Indonesia juga tercatat meningkat tajam. Laporan dari Institute for Management Development (IMD) menempatkan Indonesia sebagai negara dengan peningkatan peringkat daya saing tertinggi di dunia. Peringkat daya saing Indonesia naik 10 posisi dari rangking 44 di tahun 2022 menjadi rangking 34 di tahun 2023. Seluruh komponen utama, termasuk kinerja ekonomi, efisiensi pemerintah, efisiensi bisnis, dan ketersediaan infrastruktur, berhasil ditingkatkan.
Prospek pembiayaan investasi Indonesia juga semakin menarik, terutama setelah berbagai lembaga rating internasional memberikan afirmasi atas sovereign rating Indonesia.
Menko Airlangga menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada akhir tahun 2023 tetap ditargetkan mencapai 5,3% sesuai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Pemerintah optimis bahwa kuartal ketiga akan memberikan kontribusi positif dari sektor pertambangan, Sumber Daya Alam (SDA), dan kelapa sawit, yang dapat didorong melalui kenaikan volume ekspor dan produk unggulan lainnya seperti produk kimia dan besi-baja. (AD)
