MEDIA NUCA โ Kegiatan pembinaan teritorial (binter) yang rutin dilakukan oleh Pos Kout Satgas Pamtas RI โ Malaysia Yonarmed 10/ Bradjamusti di dusun atau kampung binaan mereka menghasilkan pencapaian positif yang patut diapresiasi.
Pos Kout tersebut pada Sabtu (16/9/2023) berhasil menerima secara sukarela penyerahan 1 (satu) pucuk senjata api rakitan laras panjang jenis lantak dari salah seorang warga perbatasan. Peristiwa ini berlangsung di Desa Sebadak, Kecamatan Ketungau Hulu, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.
Wadansatgas Pamtas RI-Malaysia Yonarmed 10/ Bradjamusti, Kapten Arm Prihandoko, menyatakan dalam keterangan tertulisnya di Pos Kout Satgas Pamtas bahwa penyerahan sukarela senjata api rakitan jenis lantak ini merupakan bukti konkret dari kedekatan yang terjalin antara anggota Satgas dan masyarakat perbatasan.
Hal ini merupakan hasil nyata dari upaya kegiatan Pembinaan Teritorial (binter) anjangsana yang dijalankan dengan gencar oleh anggota Satgas Pamtas Yonarmed 10/ Bradjamusti.
โDalam menjalankan tugas kami, kami terus aktif melakukan kegiatan teritorial, termasuk menjalin hubungan sosial yang baik dengan masyarakat di wilayah tugas kami. Selain itu, kami juga memberikan pemahaman hukum kepada masyarakat tentang aturan kepemilikan senjata api secara individu,โ ujar Wadansatgas.
Sertu Reza Aditya, yang bertugas sebagai Bapamops Satgas Yonarmed 10/ Bradjamusti, turut merasa bangga dengan kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat di wilayah tugas mereka.
โIni adalah suatu kehormatan bagi personel Pos Kout kami karena kami dipercayai oleh masyarakat setempat. Kami berkomitmen untuk terus menjalin hubungan yang baik dengan mereka dan memberikan edukasi tentang bahaya kepemilikan senjata rakitan. Kita harus menyadari bahwa kepemilikan senjata semacam ini dapat berdampak merugikan bagi diri sendiri dan orang lain jika tidak diatur dengan baik,โ tambahnya.
Kegiatan binter yang dilakukan oleh Pos Kout Satgas Pamtas Yonarmed 10/ Bradjamusti memberikan dampak positif bagi keamanan dan hubungan antara Satgas dengan masyarakat perbatasan.
Senjata yang diserahkan secara sukarela menjadi simbol kerjasama dan pemahaman yang kuat antara keduanya. Diharapkan, upaya ini dapat terus berlanjut untuk menjaga perdamaian dan keamanan di wilayah perbatasan. (AD)
