MEDIA NUCA – Mosab Hassan Yousef, putra salah satu pendiri Hamas Sheikh Hassan Yousef, kembali berbicara di PBB pada hari Senin (27/11/2023). Ia mengingatkan semua kepala negara tentang kengerian yang dilakukan kelompok militan Hamas.
Yousef berbicara tentang serangan teror Hamas, seperti bom bunuh diri yang dilakukan terhadap warga sipil Israel, dan indoktrinasi penduduk di Gaza – terutama anak-anak – oleh kelompok teroris genosida yang pernah memiliki hubungan dekat dengannya.
“Hari ini saya dapat berbicara dalam otoritas [diri saya sendiri, yang pernah menjadi] seorang anak Palestina, seseorang yang tumbuh dalam budaya tersebut,” kata Yousef.
“Kita berbicara tentang sebuah kelompok agama yang tidak percaya pada batasan politik dan ingin memusnahkan seluruh ras demi membangun negara Islam. Saya tidak tahu apa lagi yang bisa dikatakan mengenai hal ini – dan saya tidak tahu mengapa hal ini belum juga tampak jelas bagi semua orang,” pungkasnya.
Yousef, yang menulis buku berjudul Son of Hamas pada tahun 2010, telah melakukan demonstrasi melawan kelompok teror tersebut sejak ia membelot dari Hamas pada tahun 1990an dan bergabung dengan pasukan intelijen Israel untuk melumpuhkan Hamas.
Mosab Hassan Yousef, yang juga disebut sebagai ‘Pangeran Hijau’, memata-matai Hamas untuk Israel antara tahun 1997 dan 2007. Intelijennya mencegah serangan bom bunuh diri dan serangan lainnya.
Dalam wawancara dengan media Amerika Serikat (AS) Daily Mail, Mosab mengungkapkan bagaimana ayahnya dan tentaranya ingin memusnahkan orang-orang Yahudi. Termasuk menegakkan hukum syariah di seluruh dunia.
“Mereka adalah gerakan keagamaan, inilah yang membuat semua orang takut untuk mengatakannya. Jika Hamas adalah sebuah gerakan politik, kita bisa memuaskan ambisi politik mereka,” katanya dalam wawancara itu yang juga dikutip Daily Mail.
Yousef bekerja dengan kontra-intelijen Israel dan membantu Mossad dalam berbagai operasi – termasuk memenjarakan ayahnya sendiri, salah satu pendiri Hamas, Sheikh Hassan Yousef.
“Kejahatan pertama Hamas terhadap anak-anak di masyarakat Palestina bukanlah mempersenjatai atau mendorong mereka untuk melakukan serangan bom bunuh diri – melainkan indoktrinasi ideologi agama yang harus saya lalui dengan satu tujuan: memusnahkan Negara Israel. Ini adalah kejahatan yang dilakukan Hamas terhadap anak-anak di masyarakat Palestina. Tujuan utama Hamas,” kata Yousef.
Perihal stasusnya sebagai anak salah seorang pendiri Hamas, Yousef telah lama berbicara secara terbuka tentang pengalamannya tumbuh di kota Ramallah, Tepi Barat, dipenjara, dan menjadi informan hingga kemudian bergabung dengan Israel melawan Hamas.
Pada tahun 2014, Yousef menjadi subjek film dokumenter The Green Prince. Perihal tuduhan bahwa dirinya adalah bagian propaganda politik Israel, Yousef tegas membantah, mengatakan bahwa tuduhan itu tidak benar.
“Saya bukan bagian dari propaganda. Saya tidak bekerja untuk siapa pun. Saya hanya mewakili diri saya sendiri dan berdasarkan otoritas tersebut saya berbicara, jadi jangan salah sangka dan simak kata-kata saya dengan hati-hati,” kata Yousef dalam sambutannya.
“Hamas melakukan kejahatan terhadap generasi ini dan generasi mendatang, jadi menyalahkan Israel tidak akan menyelesaikan masalah,” pungkasnya. (PA)