MEDIA NUCA – Pesawat-pesawat tempur Israel kembali mulai menyerang sasaran-sasaran di Gaza pada Jumat (01/12/2023) pagi, tak lama setelah gagalnya perpanjangan gencatan senjata yang memungkinkan pembebasan lebih dari 100 sandera yang ditangkap oleh militan Hamas dan hampir 250 warga Palestina dari penjara-penjara Israel.
Serangan udara di Rafah, dekat perbatasan Mesir, dimulai tepat setelah pukul 7 pagi waktu setempat, dengan salah satu serangan menghantam gedung apartemen dekat pasar terbuka.
Namun, cakupan penuh dari pemboman baru tersebut masih belum jelas. Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza di wilayah yang dikuasai Hamas mengatakan lebih dari 30 warga Palestina tewas pada jam-jam awal konflik baru itu.
Militer Israel mengatakan pihaknya memulai kembali operasi tempur karena Hamas melanggar jeda operasional dan melepaskan tembakan ke arah wilayah Israel.
Kantor Netanyahu menambahkan bahwa Hamas tidak memenuhi kewajibannya untuk membebaskan semua wanita yang diculik hari ini, dan meluncurkan roket ke warga Israel.
“Dengan kembalinya pertempuran, kami akan menekankan: pemerintah Israel berkomitmen untuk mencapai tujuan perang – untuk membebaskan sandera kami, melenyapkan Hamas dan memastikan bahwa Gaza tidak akan lagi menjadi ancaman bagi penduduk Israel,” kata PM Israel.
Terpisah, juru bicara kementerian luar negeri Qatar, tempat perundingan gencatan senjata sementara selama empat hari beberapa waktu lalu, mengatakan bahwa negara Teluk itu sangat sedih dengan gagalnya perjanjian tersebut, namun menegaskan bahwa perundingan dengan tujuan untuk kembali ke jeda kemanusiaan sedang berlangsung.
Qatar mengatakan serangan baru Israel di Gaza memperumit upaya mediasi dan memperburuk bencana kemanusiaan di Jalur Gaza.
Sementara itu, mendengar bahwa operasi militer telah dimulai kembali di Gaza, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), António Guterres mengatakan dalam sebuah postingan di X bahwa ia masih berharap untuk memperbarui jeda kemanusiaan yang telah ditetapkan.