MEDIA NUCA – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Manggarai Timur (Matim) didorong untuk segera melakukan normalisasi sungai di Dampek pasca bencana banjir bandang yang kembali menimpa wilayah itu pada, Minggu (10/3).
Agustustinus Lesek, seorang putra daerah yang berkiprah di tingkat nasional, menilai bahwa banjir yang terjadi di Dampek, selain disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, juga diakibatkan oleh pendangkalan dan penyempitan aliran sungai.
Oleh karena itu Gusti Lesek, panggilan akrabnya, mengharapkan langkah kualitatif pemerintah untuk melakukan normalisasi sungai di Dampek guna mencegah bencana serupa kembali terjadi.
“Perlu ada normalisasi sungai itu perlu dilakukan. Juga kanal-kanal pembagian air sungai itu perlu dikeruk kembali,” tegas Wakasekjen Partai Kebangkitan Nasional (PKN) itu saat dihubungi media ini pada, Selasa (12/3).
Gusti Lesek juga mengungkapkan bahwa ada opsi lain untuk mengatasi banjir, yakni dengan sodetan, yakni memperpendek aliran sungai, tapi langkah itu membutuhkan biaya yang sangat tinggi dan kemauan para pemilik lahan untuk melakukan pembebasan lahan.
Menurut Gusti Lesek, bencana banjir yang melanda ibu kota Kecamatan Lamba Leda Utara beberapa hari lalu itu bisa mengakibatkan gagal panen bagi para petani di Dampek tahun ini.
Menurut data yang diterima medianuca.com, selain merendam 423 bangunan seperti kantor pemerintahan, fasilitas kesehatan, rumah ibadah, dan bangunan lainnya, banjir bandang di Dampek juga menyapu bersih 284 hektare area persawahan di wilayah itu.
Karena itu, selain alasan keselamatan, normalisasi sungai di Dampek juga dianggap mendesak dilakukan mengingat Dampek adalah salah satu lumbung pangan (padi) untuk Manggarai Timur.
Selain itu, Pemda Matim juga dinilai perlu memperhatikan ketersediaan air bersih untuk masyarakat yang terdampak bencana banjir sehingga masyarakat tidak semakin terpuruk.
“Sanitasi yang buruk membuat orang cepat sakit,” katanya.
Meskipun demikian, Gusti Lesek mengapresiasi reaksi Pemda dan Polres Matim yang langsung memberikan bantuan bagi korban terdampek banjir di Dampek.
“Cara kerja ini perluh dipertahankan, sehingga masyarakat merasa tidak tinggalkan oleh pemimpinnya ketika terjadi bencana,” tegasnya.
Laporan : Aristo Jeling