MEDIA NUCA โ Situasi di Haiti semakin mengerikan seiring meningkatnya kelompok-kelompok kriminal yang meresahkan penduduk. Amerika Serikat dan negara-negara lain telah mendesak adanya intervensi internasional guna memberikan keamanan dasar bagi negara Karibia ini yang terletak hanya 900 mil di sebelah tenggara Florida.
Dilansir dari Catholic News Agency, Seleasa (18/7/2023), Uskup Agung Thomas Wenski dari Miami, yang telah lama bekerja dengan komunitas-komunitas Haiti di Florida, menggambarkan situasi di Haiti sebagai yang terburuk dalam sejarahnya.
โOrang Haiti adalah orang-orang yang beriman, dan kita harus berdoa agar mereka mendapatkan bantuan,โ kata Wenski.
Krisis politik dan ekonomi di Haiti telah berlangsung selama dua tahun sebelum pembunuhan Presiden Jovenel Moรฏse pada Juli 2021. Uskup Agung Wenski menyalahkan Amerika Serikat karena memperburuk situasi dengan mempengaruhi hasil pemilihan selama delapan tahun terakhir.
Sejak pembunuhan tersebut, Haiti belum memiliki presiden baru, dan ketidakstabilan politik berdampak pada meningkatnya kekerasan yang dilakukan oleh geng bersenjata dan penculik. Geng-geng ini menguasai sebagian besar wilayah dan beberapa pinggiran kota, mengakibatkan kekacauan dan ketidakamanan yang meluas.
Kepolisian Nasional Haiti, yang hanya memiliki sekitar 13.000 perwira untuk lebih dari 11 juta penduduk, terlalu lemah untuk mengatasi keadaan tersebut.
Oleh karena itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, dan Perdana Menteri Haiti, Ariel Henry, sepakat akan urgensi mendeploy kekuatan multinasional yang diotorisasi oleh PBB atau operasi pemeliharaan perdamaian untuk membantu memulihkan keamanan di negara ini.
Namun, upaya intervensi internasional belum mendapatkan dukungan penuh dari negara-negara lain. Ragu-ragu untuk mengirim personel dikarenakan kekhawatiran akan konflik yang lebih luas dan geng-geng yang dilengkapi senjata.
Sementara itu, keadaan kemanusiaan di Haiti semakin memburuk. Selain krisis keamanan, negara ini juga menderita kelaparan dan ketidakamanan pangan yang meningkat. Sekitar 5,2 juta orang di Haiti membutuhkan bantuan kemanusiaan darurat, dan lebih dari 115.000 anak di bawah usia 5 tahun mengalami malnutrisi yang mengancam nyawa.
Catholic Relief Services (CRS), organisasi kemanusiaan global para uskup Amerika Serikat, merespons kebutuhan ini dengan fokus pada penyelamatan nyawa dan memberikan bantuan tunai kepada keluarga-keluarga yang terkena dampak ketidakamanan dan kekerasan.
Haiti juga dihadapkan dengan bencana alam yang memperburuk situasinya. Banjir parah dan ancaman badai topan menjadi ancaman besar bagi negara ini. Selain itu, gempa bumi dan wabah kolera sebelumnya telah meninggalkan jejak yang menyakitkan dalam sejarah Haiti.
Komunitas Haiti di Amerika Serikat juga memberikan dukungan penting kepada negara asal mereka. Mereka mengirim sebagian besar pendapatan mereka kepada kerabat di Haiti. Keuskupan dan gereja-gereja di Amerika Serikat juga memberikan dukungan finansial dan proyek pastoral untuk membantu Haiti pulih dari tragedi yang menimpanya.
Sementara upaya intervensi internasional masih dalam pembahasan, masalah yang lebih dalam perlu diatasi di Haiti. Dalam jangka panjang, pemulihan politik, ekonomi, dan sosial harus menjadi prioritas untuk memastikan kestabilan negara ini. (AD)