MEDIA NUCA โ Menurut Democracy Report 2022 yang dirilis oleh V-Dem Institute, Asia Tenggara sedang mengalami kemunduran dalam kualitas demokrasinya, mengarah ke rezim otokratis. Namun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memastikan bahwa Indonesia akan tetap berpegang pada prinsip demokrasi.
Dalam acara Democracy Dialogue yang digelar oleh The Jakarta Post, Senin (7/8/2023), Menko Airlangga mengungkapkan keyakinannya bahwa Indonesia, sebagai salah satu negara multi partai di dunia, tidak akan mengalami rezim otokratis.
Selain itu, sebuah studi dari MIT menunjukkan hubungan kuat dan interaktif antara demokrasi dan pertumbuhan ekonomi. Negara-negara yang beralih ke sistem pemerintahan demokratis, seperti yang dialami oleh Indonesia, mengalami peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) hingga 20% selama 25 tahun, dibandingkan dengan negara-negara otoriter.
Hal ini menunjukkan bahwa proses menuju demokrasi membutuhkan waktu dan stabilitas yang konsisten untuk dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
Sebagai Ketua ASEAN pada tahun 2023, Indonesia berkomitmen untuk memimpin dengan memberikan contoh sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dan terbesar di kawasan ASEAN. Menko Airlangga menekankan pentingnya kerja sama dan dialog antara seluruh pemimpin untuk menjaga stabilitas nasional, mencapai kemakmuran, dan memperkuat demokrasi. Indonesia meyakini bahwa dalam jangka panjang, demokrasi akan memberikan manfaat luar biasa bagi bangsa ini.
โStabilitas politik akan menjadi penentu apakah Indonesia akan menjadi negara berpendapatan menengah atau negara berpenghasilan tinggi dengan pendapatan per kapita di atas USD10,000. Indonesia juga berperan sebagai pemimpin di G20 dan ASEAN,โ ungkap Menko Airlangga.
Lebih lanjut, Menko Airlangga menjelaskan tentang perkembangan hubungan Indonesia sebagai salah satu mitra kunci dengan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Melalui keterlibatan dengan OECD, yang terdiri dari negara-negara maju, Indonesia berupaya mempromosikan standar regulasi dan kebijakan yang mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
Saat ini, Indonesia sedang fokus untuk memanfaatkan keunggulan demografisnya yang akan mencapai puncak pada tahun 2035.
โPotensi bonus demografi ini dapat menjadikan Indonesia sebagai negara ekonomi terbesar di dunia,โ tegas Menko Airlangga.
Berbagai pihak hadir dalam kesempatan tersebut, termasuk Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2021, Cofounder and Publisher of The Jakarta Post, CEO The Jakarta Post, Chief Editor of The Jakarta Post, dan Executive Director of the Center for Strategic and International Studies.
Dengan semangat demokrasi yang kuat dan fokus pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, Indonesia berharap dapat membawa ASEAN menuju kemakmuran dan stabilitas dalam era demokrasi yang semakin berkembang. (AD)