MEDIA NUCA โ Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan urgensi memperkuat sistem logistik nasional dengan memanfaatkan Key Performance Indicators (KPI) yang dapat menggambarkan kondisi logistik secara real-time.
โLogistic cost, reliability, speed, dan agility atau adaptability menjadi indikator krusial dalam mengukur efektivitas sistem logistik,โungkap Menko Airlangga pada Penandatanganan Pakta Integritas dan Pelaksanaan Go Live Inaportnet Tahap III Tahun 2023 secara virtual, Jumat (24/11/2023).
Pentingnya langkah ini terlihat dalam menghadapi pertumbuhan peti kemas global yang diprediksi akan meningkat sebesar 4,1% pada tahun 2024 menurut Drewry Maritime Research. Asia sendiri diperkirakan akan menjadi kontributor utama dengan pertumbuhan sebesar 3,5%.
Menko Airlangga menekankan bahwa kolaborasi, sinergi, dan integrasi sistem antara Inaportnet, NLE, dan sistem digitalisasi lainnya perlu dilakukan secara real-time dengan pusat pengendali operasi.
Hal ini diharapkan dapat memastikan bahwa data dari proses order hingga billing sudah terdigitalisasi oleh para pengguna jasa.
Pelaksanaan Go Live Inaportnet Tahap III menandai komitmen penuh Pemerintah dalam menjalani proses transformasi digital di bidang kepelabuhanan.
Menurut Menko Airlangga, hal ini merupakan inisiatif penting dalam menyederhanakan dan membuat transparan berbagai layanan di pelabuhan, sekaligus merupakan bagian integral dari Aksi Strategi Nasional Pencegahan Korupsi.
Sistem Inaportnet sendiri diharapkan memberikan manfaat signifikan bagi penyelenggara pelabuhan dalam penertiban administrasi dan pengawasan lalu lintas kapal di pelabuhan.
Selama pelaksanaan tahap III, Inaportnet diarahkan untuk terintegrasi di 260 pelabuhan pada akhir tahun 2023, mencakup 194 pelabuhan yang sudah merasakan manfaatnya sejak intens dilaksanakan sejak tahun 2016.
Dalam konteks ini, Menteri Airlangga juga menyoroti bahwa pengembangan Inaportnet telah memperhatikan keberagaman dan variasi layanan kepelabuhanan, sesuai dengan ketentuan International Maritime Organization (IMO) yang mewajibkan digitalisasi layanan tersebut.
Manfaat Inaportnet tidak hanya terbatas pada efisiensi administratif, tetapi juga dapat mengurangi potensi pungutan liar melalui transparansi layanan, waktu penyelesaian yang terukur, optimalisasi pendapatan negara, dan peningkatan pengawasan terhadap pelayanan lalu lintas kapal.
Menko Airlangga mengakhiri pernyataannya dengan mengapresiasi kolaborasi dari Kementerian dan Lembaga terkait serta stakeholders yang telah mendukung percepatan implementasi sistem Inaportnet. (AD)