MEDIA NUCA โ Yudi Latif, seorang intelektual dan penulis terkemuka, menjadi narasumber dalam diskusi yang diadakan oleh Ruang Gagasan pada Youth Economic Summit 2024.
Diskusi edisi ketujuh ini, yang berlangsung di gedung CORE Indonesia, Tebet, Jakarta pada Rabu (14/8/2024), mengangkat tema โ79 Tahun Kemerdekaan: Anak Muda Bisa Kontribusi Apa?โ.
Yudi Latif mengkritisi lemahnya peran pemuda dalam memajukan bangsa, yang menurutnya bukan hanya disebabkan oleh usia muda, tetapi lebih pada kualitas berpikir.
โProblem Indonesia kita saat ini bukan pemimpin yang muncul itu usianya muda, tetapi usia muda itu didasarkan pada kualitas berpikir. Itu yang menjadi masalahnya,โ tegasnya.
Penulis buku โNegara Paripurna: Historitas, Rasionalitas, Aktualitas Pancasilaโ ini juga menyoroti bahwa kualitas muda seharusnya ditentukan oleh kemampuan berpikir dan keberanian untuk menantang status quo.
Namun, ia mengungkapkan bahwa realitas demokrasi Indonesia saat ini cenderung menguntungkan mereka yang memiliki modal besar dan popularitas, sehingga menyingkirkan kesempatan bagi orang dengan kualitas, tetapi tanpa dukungan finansial atau ketenaran.
โKebebasan politik, tanpa kesetaraan akses ekonomi, hanya akan membuat tikaman lewat pintu belakang. Proses-proses demokrasi akan mengalokasikan sumber-sumber ekonomi dari orang banyak kepada segelintir orang,โ jelas Yudi.
Ia juga mengkritik bahwa meskipun secara formal semua warga negara berhak memilih dan dipilih, dalam praktiknya hanya mereka yang memiliki uang dan popularitas yang mampu bersaing dalam politik Indonesia.
Dalam peringatan kemerdekaan ke-79 tahun ini, Yudi Latif menyerukan agar jiwa muda yang penuh semangat egalitarianisme dan pencerahan dihidupkan kembali.
Ia meyakini bahwa dengan merestorasi kepeloporan dan semangat jiwa muda, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi bangsa yang hebat di kancah dunia.
โDi momen-momen peringatan kemerdekaan seperti ini, kita hidupkan kembali jiwa muda itu, jiwa muda yang penuh dengan semangat Egalitarianisme itu, semangat pencerahan,โ ujar Yudi.
Dengan menyoroti ketidaksetaraan yang ada, Yudi mengajak kaum muda untuk merefleksikan peran mereka dalam membawa Indonesia menjadi bangsa yang lebih besar dan kuat.
Anak muda harus memiliki kualitas berpikir dan keberanian untuk maju, di tengah tantangan sistem demokrasi yang semakin mahal dan cenderung menguntungkan segelintir orang saja. Karena ia meyakini bahwa restorasi kepeloporan dan semangat jiwa muda dapat menjadi kunci bagi kemajuan Indonesia di masa depan. (AD)