MEDIA NUCA โ Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) baru-baru ini menggelar survei elektabilitas terkait Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah 2024.
Berdasarkan hasil jajak pendapat yang melibatkan 1.100 responden, pasangan bakal calon gubernur-wakil gubernur, Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi, menempati posisi teratas dengan elektabilitas 53,7 persen dalam pertanyaan spontan atau Top of Mind.
Sementara itu, pasangan Achmad Luthfi dan Taj Yasin Maimoen memperoleh 30,9 persen dukungan, dan 15,4 persen responden tidak memberikan jawaban atau pilihan.
Menurut Togu Lubis, Direktur Eksekutif LKPI, dalam simulasi tertutup yang menggunakan kuesioner berisi nama dan gambar calon, elektabilitas pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi meningkat menjadi 64,8 persen, sementara pasangan Achmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen hanya mencapai 31,4 persen. Sebanyak 3,8 persen responden tidak memilih pasangan mana pun.
Tingkat Kemantapan Pemilih
Lebih lanjut, survei tersebut mengungkapkan bahwa 74,3 persen pemilih di Jawa Tengah telah menentukan pilihan mereka, sementara 19,1 persen responden masih menunggu hingga hari pemilihan untuk membuat keputusan.
Sebanyak 6,6 persen responden tidak memberikan jawaban.Togu Lubis juga menyebutkan bahwa tingkat kemantapan pilihan masih cukup dinamis. Sebanyak 19,1 persen responden mengaku mungkin akan mengubah pilihan mereka, sementara 71,7 persen pemilih sudah mantap dan tidak akan mengubah pilihannya.
Sebanyak 9,2 persen responden tidak memberikan jawaban terkait kemantapan pilihan mereka.
Survei Digelar di Seluruh Jawa Tengah
Survei yang berlangsung dari 27 Agustus hingga 3 September 2024 ini dilakukan di seluruh Provinsi Jawa Tengah, melibatkan warga berusia 17 tahun ke atas atau yang sudah menikah dari 29 kabupaten dan 6 kota.
Responden dipilih menggunakan metode simple random sampling dan diwawancarai secara tatap muka. Survei ini memiliki margin of error sebesar 2,95 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Pengaruh Sosok Militer di Pilkada Jawa Tengah
Muhammad Sutisna, pengamat politik dan intelijen dari Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa tingginya elektabilitas Andika Perkasa sebagai mantan Panglima TNI dipengaruhi oleh efek dari sosok Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Menurutnya, masyarakat Jawa Tengah menunjukkan kerinduan akan kepemimpinan sosok militer yang tegas, disiplin, dan memiliki rekam jejak bersih, sehingga Andika Perkasa menjadi pilihan unggulan.
Sutisna menambahkan bahwa kader militer dari Lembah Tidar setelah reformasi terbukti lebih mumpuni dalam menjaga demokrasi dibandingkan dengan tokoh sipil.
Namun, ia juga menekankan bahwa jika tidak ada intimidasi terhadap Aparatur Sipil Negara (ASN) atau politik uang, Andika Perkasa-Hendrar Prihadi diprediksi berpotensi menang telak di Pilkada Jawa Tengah.
Sutisna menyatakan bahwa masyarakat Jawa Tengah tidak mudah diintimidasi, dan jika ada upaya semacam itu, mereka siap melakukan perlawanan.
Hal ini dibuktikan dengan gerakan mahasiswa dan masyarakat Jawa Tengah yang meledak saat mengkritisi revisi UU Pilkada beberapa waktu lalu.(AD)