MEDIA NUCA – Agenda pembacaan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) soal nasib Gibran dalam kasus pelanggaran pencalonan pada pilpres lalu ditunda dari jadwal semula pada 10 Oktober 2024.
Alasan penundaan pembacaan putusan tersebut ialah karena Ketua Majelis Hakim sakit.
“Ya benar, sesuai catatan persidangan yang dicantumkan oleh Majelis Hakim perkara 133, persidangan dengan agenda putusan hari ini ditunda, dengan alasan Ketua Majelis Hakim perkara 133, Joko Setiono, sedang sakit,” terang Juru Bicara PTUN Jakarta, Irvan Mawardi, pada Kamis (10/10/2024).
Penundaan persidangan pembacaan putusan dengan nomor perkara 133/G/TF/2024/PTUN.JKT tersebut berdekatan dengan pertemuan mendadak antara Jokowi dan Prabowo di kediaman Jokowi di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo tiga hari setelah penundaan pembacaan putusan tersebut, pada Minggu (13/10/2023).
Ketua DPC Partai Gerindra Kota Solo Ardianto Kuswinarno menerangkan bahwa pertemuan Jokowi yang akan segera lengser dengan Presiden terpilih, Prabowo Subianto tersebut bersifat terbatas.
“Beliau dengan Pak Jokowi. Informasi dari DPC DPD partai tidak boleh ikut,” jelas Ardianto.
Ardi juga menjelaskan bahwa kedatangan Prabowo menemui Jokowi adalah dalam kapasitasnya sebagai Menteri Pertahanan.
Keterkaitan antara misteri putusan PTUN soal Nasib Gibran dan pertemuan mendadak Jokowi dan Prabowo ini terlihat dalam pengakuan Gibran soal dirinya tidak ikut membahas komposisi kabinet pemerintahan mendatang.
Gibran mengaku menyerakhan hal itu sepenuhnya kepada Prabowo sebagai presiden.
“Saya yakin beliau (Prabowo) sudah memilih personil-personil tepat, personil-personil yang ekspertis dibidangnya masing-masing,” kata Gibran saat di Boyolali, pada Minggu (13/10/2024).
Percakapan politik nasional kemudian merangkai semua ini menjadi satu peristiwa politik yang saling terkait soal keterlibatan Gibran di kabinet mendatang terutama dengan makin mengarus utamanya isu pembatalan pelantikan Gibran yang menanti putusan PTUN tersebut.
