Home » Eterindo Wahanatama Cari Investor Baru untuk Dukung Modal Kerja

Eterindo Wahanatama Cari Investor Baru untuk Dukung Modal Kerja

by Media Nuca

MEDIA NUCA – PT Eterindo Wahanatama Tbk (IDX: ETWA) tengah mencari calon investor baru atau Mitra bisnis untuk membantu memenuhi kebutuhan modal kerja Perseroan.

Presiden Direktur ETWA, Eisen Wongso Wirya Surya mengatakan, perseroan masih membutuhkan modal kerja untuk membalikan kondisi keuangan yang saat ini merugi untuk menjadi laba.

“Pengendali baru kami telah mengeluarkan dana segar sekitar Rp300 miliar untuk penanaman ulang kebun sawit. Tapi, karena kebun itu sudah lama ditinggalkan, maka masih butuh modal kerja. Sehingga pengendali baru membuka kesempatan investor baru,” ungkap Eisen, dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat (30/6/2023).

Disebutkannya bahwa secara umum Perseroan menargetkan penjualan Biodiesel sekitar 12.000 MT pada tahun 2023.

Sementara untuk Perdagangan Kimia antara lain Glycerine 1.320 MT, Acid Grease 256 MT dan Plasticizer 1.400 MT.

Sedangkan dari sektor perkebunan Perseroan menargetkan produksi TBS (Tandan Buah Segar) sebesar 32.046 Ton.

“Kami yakin target itu tercapai, karena kapasitas produksi kami jauh diatas target tersebut,” tambahnya.

Adapun kapasitas produksi kimia dasar berupa etilena hanya 600 ribu ton per tahun, sedangkan kebutuhan nasional mencapai 1,3 juta ton.

Demikian juga dengan potensi biodiesel, sebab, luas lahan kritis yang ada di Indonesia mencapai 20 juta hektar.

Dengan luasan itu, produksi biodiesel dapat memenuhi kebutuhan minyak tanpa mengganggu lahan produktif yang ada.

“Produksi biodiesel pada tahun 2020 diharapkan meningkat seiring dengan program campuran biodiesel 30 persen ke solar,” terang dia.

Lebih jauh, untuk mewujudkan target tersebut, Perseroan harus menyiapkan dana yang tidak sedikit atau paling tidak sekitar Rp160-200 miliar untuk tahun 2023.

meski perseroan di tahun 2022, berhasil mencatat pendapatan usaha sebesar Rp48,3 miliar, atau meningkat sebesar 1.200% dibandingkan dengan tahun 2021 yang hanya sebesar Rp3,7 miliar, namun, tetap saja rugi bersih komprehensif perseroan justru meningkat menjadi sebesar Rp282 miliar dari rugi sebelumnya itu hanya Rp124 miliar.

“Peningkatan terbesar disebabkan karena kontribusi kerugian selisih kurs, penurunan (impairment) aset dan beban biaya bunga. Faktor (kinerja menurun) ini juga yang menjadi alasan kenapa perseroan sulit mendapat pinjaman modal kerja dari perbankan dan lembaga lainnya,” ungkap Eisen.

Oleh karena itu, kata Eisen, efisiensi di segala bidang menjadi strategi perseroan pada tahun ini.

Untuk mendukung strategi efisiensi, Perseroan akan menjual aset atau tanah PT Anugerahinti Gemanusa berupa 2 bidang tanah seluas 15.103 m2 dan 49.855 m2 (total 64.958 m2) di Jl. Raya Merak Gerem, lingkungan Kali Baru RT04 RW02, Desa Gerem, Kec. Pulomerak, Cilegon, Banten.

“Penjualan tanah ini dalam rangka efisiensi. Ini tanah kosong dan tidak menghasilkan atau menguntungkan yang malah menjadi beban, makannya kita jual saja. Dengan menjualnya, kita akan bisa menekan beban bunga hingga Rp8-10 miliar per tahun,” jelasnya. (Yg)

You may also like

Leave a Comment

TENTANG KAMI

MEDIA NUCA berfokus pada isu-isu politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Media ini bertujuan untuk menyajikan informasi yang relevan dan berimbang dari tingkat internasional, nasional, hingga tingkat lokal.

Feature Posts