MEDIA NUCA โ Sebagai bagian dari kunjungan Presiden Indonesia ke Australia, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menjadi saksi penandatanganan Rencana Aksi yang akan mengimplementasikan Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Negara Bagian Western Australia dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN). Penandatanganan bersejarah ini dilakukan di Sydney, Australia, pada hari Selasa (4/07) Juli 2023.
Penandatanganan Rencana Aksi ini dilakukan oleh Ketua Umum KADIN Indonesia, Arsjad Rasjid, dan Premier of Western Australia, Hon Roger Cook MLA. Rencana Aksi tersebut merupakan langkah konkret dalam mewujudkan kerja sama yang telah ditandatangani pada bulan Februari 2023 di Perth, oleh Ketua KADIN Arsjad Rasjid dan Deputy Premier Hon Roger Cook MLA.
Rencana Aksi ini menjadi sorotan karena merupakan tindak lanjut dari komitmen yang dibuat pada B20/G20 November 2022 lalu.
โRencana Aksi merupakan langkah penting dalam melanjutkan komitmen kerja sama yang telah disepakati sebelumnya. Ini adalah peluang besar bagi kedua negara untuk meningkatkan kolaborasi di sektor critical minerals dalam periode 2023-2025,โ jelasn George Marantika, Ketua Indonesia-Australia Business Council (IABC).
Rencana Aksi ini berfokus pada kerja sama dalam beberapa pilar, antara lain Rantai Pasok, Environmental, Social and Governance (ESG), dan Pengembangan Tenaga Kerja Terampil. Kerja sama tersebut bertujuan untuk mencapai pengembangan industri baterai dan mineral penting yang memberikan nilai tambah, tangguh, dan berkelanjutan di kedua negara.
Salah satu aspek penting dari kerja sama ini adalah dalam bidang critical minerals, yang melibatkan Australia Barat sebagai pemasok lithium dan Indonesia sebagai pemasok nikel. Kedua mineral ini merupakan komponen utama dalam produksi kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
โKemitraan antara Indonesia dan Western Australia dapat membuka peluang besar di sektor mineral penting, mengingat Australia Barat memiliki cadangan mineral yang melimpah untuk menghasilkan baterai EV. Dengan kerja sama ini, Indonesia dapat menjadi manufacturing powerhouse dengan memanfaatkan potensi cadangan nikel dan tenaga kerja yang berlimpah, sementara Australia mendukung dengan standar dan keahlian yang dimiliki,โ jelas Dubes RI Canberra, Siswo Pramono.
Melalui kerja sama ini, kedua negara berharap dapat berkontribusi lebih besar pada global value chains dalam memasok kebutuhan baterai dan mineral penting secara global. Peluncuran resmi Rencana Aksi ini dijadwalkan akan dilakukan pada bulan September 2023 di Jakarta, dalam kegiatan Dialog Tingkat Tinggi Tahunan.
Pertemuan ini juga menjadi kesempatan bagi pelaku usaha kedua negara untuk menjalin kontak dan menjajaki kerja sama yang lebih lanjut.
โPenandatanganan Rencana Aksi ini merupakan langkah penting dalam menangkap peluang kerja sama di sektor critical minerals. Hal ini akan mempertemukan pihak-pihak terkait untuk mewujudkan kerja sama yang lebih konkret dan menghasilkan manfaat ekonomi yang signifikan bagi kedua negara,โ kata Menko Airlangga Hartarto.
Pada acara penandatanganan Rencana Aksi ini, Menko Airlangga didampingi oleh Sesmenko Perekonomian Susiwijono dan Deputi Kerja Sama Internasional Kemenko Perekonomian Edi Pambudi. Para pemangku kepentingan, seperti Dubes RI di Canberra Siswo Pramono, Konsul Jenderal Indonesia di Perth Listiana Operananta, Ketua Indonesia-Australia Business Council (IABC) George Iwan Marantika, serta perwakilan pemerintah Indonesia dan Australia, serta pelaku usaha Indonesia yang tergabung dalam KADIN, juga turut hadir dalam acara ini.
Peluncuran Rencana Aksi tersebut juga memberikan kesempatan bagi kedua negara untuk menjajaki peluang investasi dan kerja sama di sektor critical minerals. Kedua negara memperlihatkan komitmen mereka dalam mengembangkan industri baterai dan mineral penting yang berkelanjutan, seiring dengan meningkatnya permintaan global terhadap teknologi ramah lingkungan, termasuk kendaraan listrik.
Dengan Rencana Aksi ini, Indonesia dan Australia berharap dapat memperkuat posisi mereka dalam rantai pasok global dan memanfaatkan keahlian dan sumber daya yang dimiliki masing-masing negara. Kolaborasi dalam pengembangan tenaga kerja terampil dan aspek lingkungan juga dijadikan fokus untuk menciptakan kerjasama yang berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat di kedua negara.
Rencana Aksi ini juga menandai pentingnya hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia, terutama dalam konteks Indonesia-Australia Economic Partnership Agreement (IA-CEPA). IA-CEPA, yang telah berlaku sejak 5 Juli 2023, menjadi landasan hukum yang memfasilitasi kerja sama ekonomi dan perdagangan antara kedua negara.
Dalam konteks ini, kerja sama di sektor critical minerals akan menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi dan memperkuat kemitraan antara kedua negara.
Dengan penandatanganan Rencana Aksi ini, Indonesia dan Australia menunjukkan komitmen mereka untuk terus memperkuat kerja sama di berbagai sektor strategis. Harapannya, kerja sama ini akan memberikan manfaat jangka panjang bagi kedua negara dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. (AD)