MEDIA NUCA โ Pada triwulan I tahun 2023, terdapat dugaan ketidaktransparanan dalam pembagian Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) di Puskesmas Wae Nenda Desa Golo Lembur, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Dalam kasus ini, staf di puskesmas tersebut berencana untuk melaporkan Kapus (Kepala Puskesmas) dan bendahara ke pihak kepolisian.
Seorang staf Puskesmas yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan bahwa pembagian dana BOK di puskesmas tersebut tidak transparan. Saat ini, pencairan dana BOK dilakukan melalui rekening tujuh Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang telah mendapat Surat Keputusan (SK) penempatan di Puskesmas Wae Nenda.
โAda uang UKM, memang juknisnya masuk di setiap rekeningnya PNS, pernah sepakat ise seng situ (mereka tentang uang itu) di kumpul menjadi satu, baru dibagikan, tapi nyatanya PNS pertahankan itu haknya mereka PNS, Ditanya juga oleh teman-teman berapa rincian masuk ke Rekening PNS, mereka jawab itu privasinya mereka. Sementara uang tersebut yang masuk di rekeningnya PNS itu, uang dari hasil kegiatan PNS, THL, sukarela, hanya karena juknisnya itu masuk di setiap rekeningnya PNS,โ jelas staf itu, Rabu, (6/7/2023) lalu.
Menurut staf yang bersangkutan, awalnya mereka sepakat untuk mengumpulkan dana BOK menjadi satu, sebelum kemudian dibagikan secara adil. Namun, kenyataannya PNS tetap mempertahankan dana tersebut sebagai hak pribadi. Ketika ditanya mengenai rincian uang yang masuk ke rekening PNS, mereka menolak memberikannya dengan alasan privasi.
โBenar Nana, juknisnya seperti itu, nyatanya uang UKM masuk di rekening PNS, tapi mereka rahasiakan rincian uang yang masuk di rekeningnya mereka PNS yang jumlah 7 orang di PKM Wae Nenda,โ tambahnya.
Staf itu juga menjelaskan bahwa dana BOK sebenarnya merupakan uang hasil kegiatan PNS, Tenaga Harian Lepas (THL), dan sukarela. Meskipun juknis (juklak dan juknis) dana tersebut mengharuskan untuk masuk di setiap rekening PNS, namun uang tersebut seharusnya digunakan secara transparan dan untuk kepentingan Puskesmas.
Selain itu, staf tersebut juga menyoroti masalah pegawai P3K (Pegawai Pusat Pelayanan Kesehatan) di Puskesmas Wae Nenda yang masih dianggap sukarela karena SK mereka belum keluar. Dana BOK yang seharusnya masuk di rekening P3K dan PNS justru dilebur menjadi satu, dan mereka juga menutup-nutupi rincian uang yang masuk ke rekening mereka.
โBelum masuk di P3K, karena belom keluar SK, anggap saja P3k sekarang di PKM Wae Nenda sukarela. Juknisnya memang seperti itu, masuk di rekeningnya ASN, termasuk P3K dengan PNS. Itu yang mereka rahasiakan, ditanya oleh teman-teman, kemarin rincian uang yang masuk di rekeningnya mereka, mereka jawab itu privasinya kami,โ ungkapnya.
Kepala Puskesmas Wae Nenda, Rafael Muja, telah dimintai tanggapan oleh media terkait dugaan ketidaktransparanan ini. Rafael meminta awak media untuk datang langsung ke Puskesmas Wae Nenda agar ia dapat memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai situasi tersebut. Namun, hingga saat ini, Rafael belum memberikan keterangan lebih lanjut sebelum media datang secara langsung ke tempatnya.
โMohon kesediaan waktunya untuk datang ke Puskesmas. Saya tidak bisa jelaskan sekarang kalau ite tidak datang di puskesmas, tabe ite, tulis Rafael Muja saat dikonfirmasi oleh media ini melalui dawainya, Selasa (18/7/2023).
Situasi ini menunjukkan adanya dugaan ketidaktransparanan dalam penggunaan Dana BOK di Puskesmas Wae Nenda. Pihak berwenang dan instansi terkait diharapkan dapat segera melakukan investigasi untuk mengungkap kebenaran dan memastikan penggunaan dana yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Oleh : Robby
Editor : AD