MEDIA NUCA – Perdana Menteri India, Narendra Modi, menutup dengan sukses pertemuan KTT G20 yang diadakan di New Delhi. Dalam acara ini, anggota G20 dari seluruh dunia berkumpul untuk membahas masa depan global dalam kerangka tema ‘One Future’.
Pada sesi ketiga KTT ini, anggota G20 aktif berdiskusi tentang berbagai isu penting yang mempengaruhi dunia saat ini. Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang hadir dalam sesi ini, kemudian diwakili oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Bersama-sama, para anggota G20 menyampaikan visi dan ajakan kolektif untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
Dalam pidato penutupan, Perdana Menteri Modi menekankan bahwa KTT G20 New Delhi menghadirkan jalur baru dalam pembangunan yang berfokus pada kemanusiaan dan inklusivitas. G20 bertujuan untuk menjadi forum yang inklusif, ambisius, tegas, dan berorientasi pada tindakan, di mana suara dan kepentingan pembangunan dari negara-negara selatan diutamakan.
Pada hari sebelumnya, Sabtu (09/09), anggota G20 telah mencapai kesepakatan historis terkait Deklarasi Pemimpin G20 New Delhi (New Delhi G20 Leaders’ Declaration).
Deklarasi ini terdiri dari 12 bagian dan 83 paragraf yang mencakup komitmen anggota G20 terhadap berbagai aspek penting, termasuk pertumbuhan global, pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), ekonomi berkelanjutan, multilateralisme, transformasi teknologi, infrastruktur digital, perpajakan internasional, kesetaraan gender, isu keuangan, kontra terorisme, pencucian uang, dan upaya menciptakan tatanan global yang lebih inklusif.
Indonesia, yang memiliki peran strategis dalam G20, mendukung prioritas Presidensi India dengan mempertahankan fokus pada inklusivitas. Selain itu, Indonesia juga berkomitmen untuk melaksanakan agenda KTT G20 Bali, terutama dalam sektor Arsitektur Kesehatan Global, Transformasi Ekonomi Digital, dan Transisi Energi.
Presiden Joko Widodo menekankan tiga kunci pembangunan dunia dalam pidatonya pada hari pertama KTT G20 New Delhi: stabilitas, solidaritas, dan kesetaraan. Dia menggarisbawahi pentingnya stabilitas untuk mendukung pertumbuhan global melalui dialog dan kerja sama yang berkelanjutan. G20 juga diharapkan untuk mengakhiri dikotomi antara negara-negara maju dan berkembang serta memperkuat partisipasi negara berkembang dalam rantai pasok global dengan prinsip kesetaraan, inklusivitas, dan keadilan.
Selanjutnya, Presidensi G20 tahun 2024 akan diserahkan kepada Brasil, yang akan diwakili oleh Presiden Lula da Silva. Dengan ini, Indonesia mengakhiri kepemimpinan Troika G20 dan akan digantikan oleh Afrika Selatan sebagai Presidensi G20 tahun 2025. Selain itu, G20 telah menyepakati bahwa Amerika Serikat akan kembali menjadi Presidensi G20 pada tahun 2026.
Dengan berakhirnya KTT G20 New Delhi yang sukses ini, dunia melihat harapan akan masa depan yang lebih inklusif dan solidaritas di antara negara-negara G20 serta komitmen mereka untuk memecahkan tantangan global bersama-sama.(AD)