MEDIA NUCA – Menteri Olahraga Prancis, Amelie Oudea-Castera, tegas melarang seluruh anggota delegasi Prancis mengenakan hijab atau jilbab.
Kebijakan ini telah memicu kemarahan di media sosial. Bahkan tidak sedikit orang yang mencap kebijakan ini sebagai tindakan yang menunjukkan Islamofobia, sementara yang lain memuji langkah tersebut.
Berbicara dalam acara ‘Sunday In Politics’ di TV France 3, Menteri Olahraga Prancis Amelie Oudea-Castera mengatakan bahwa tidak ada anggota delegasi Prancis yang akan diizinkan untuk mengenakan jilbab atau kerudung. Termasuk kebijakan yang menyatakan dukungan untuk “sekularisme yang ketat,” menurut beberapa laporan media.
Para pendukung larangan tersebut mengatakan bahwa keputusan itu adalah bagian dari cita-cita sekularisme Prancis yang unik dan para atlet sangat mematuhi peraturannya.
“Kekhususan sekularisme Prancis adalah sebuah modernitas yang tidak dimiliki negara-negara Anglo-Saxon. Yang eksklusif adalah membedakan diri sendiri, memisahkan diri dari orang lain, dengan pakaian agama yang tidak jelas,” tulis seorang pengguna yang diidentifikasi sebagai Erik Verhagen, di X.
Olimpiade Paris akan diselenggarakan tahun depan dari tanggal 26 Juli hingga 11 Agustus di ibukota Prancis.
Beberapa atlet muslimah dan ofisial olahraga non-Prancis diperkirakan akan mengenakan jilbab karena Komite Olimpiade Internasional mengizinkannya dan tidak menganggap jilbab sebagai simbol agama, melainkan simbol budaya.
Terpisah, Kantor Urusan Hak Asasi Manusia PBB mengkritik pemerintah Prancis atas larangan pengenaan jilbab di Olimpiade 2024.
“Tidak seorang pun boleh memaksakan pada perempuan apa yang perlu atau tidak boleh dia kenakan,” kata juru bicara Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB Maria Hurtado pada Selasa (26/9/2023), seperti dilansir CNN, Rabu (27/9).
Meskipun demikian, Hurtado menambahkan, “Menurut standar hak asasi manusia internasional, pembatasan ekspresi agama atau kepercayaan seperti pilihan pakaian hanya dapat diterima dalam keadaan yang sangat spesifik untuk menangani isu keselamatan publik, ketertiban umum atau kesehatan atau moral masyarakat dengan cara yang perlu dan proporsional.”
Komentar Hurtado muncul setelah Menteri Olahraga Prancis Amelie Oudea-Castera mengatakan pada Minggu (24/9) bahwa atlet Prancis tidak akan diizinkan mengenakan jilbab di Olimpiade Paris 2024. Alasannya adalah mendukung sekularisme yang ketat, termasuk di bidang olahraga.