MEDIA NUCA – Para pengunjuk rasa di Lebanon menunjukkan aksi tidak terpuji di tengah polarisasi politik global selama perang.
Para pengunjuk rasa di negara itu “menghancurkan” sebuah restoran McDonald’s setempat setelah McDonald’s di Israel mengumumkan bahwa mereka menyumbangkan ribuan makanan kepada Pasukan Pertahanan Israel dan rumah sakit serta penduduk Israel di tengah meluasnya perang negara tersebut dengan Gaza.
Massa tampaknya tidak mengerti sistem pengelolaan perusahaan franchise bahwa McDonald’s di Israel dimiliki dan dioperasikan oleh McDonald’s Israel, pemegang waralaba lokal, dan bukan oleh McDonald’s yang berbasis di Chicago.
Sama halnya sikap waralaba McDonald’s di beberapa negara Muslim yang menolak tindakan perusahaan restoran Israel memberikan makanan gratis kepada militer Israel adalah keputusan regional masing masing pengelola.
Baik McDonald’s global maupun di negara lain tidak mempunyai peran atau hubungan dengan keputusan itu, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Seperti diketahui, McDonald’s Israel mengatakan di akun media sosialnya pekan lalu bahwa mereka telah memberikan ribuan makanan gratis kepada personel Pasukan Pertahanan Israel.
Pada hari Minggu (15/10/2023), perusahaan franchise tersebut kembali menyatakan bahwa mereka menyumbangkan makanan kepada semua orang yang terlibat dalam pertahanan negara, rumah sakit, dan daerah sekitarnya.
Pihak McDonald’s Corp sendiri menolak berkomentar. Namun, sumber yang dekat dengan perusahaan tersebut di AS mengatakan waralaba Israel adalah bisnis independen yang melisensikan merek McDonald’s.
Namun, pihak McDonald’s Corp juga menilai bahwa keputusan pewaralaba lokal untuk terlibat dengan komunitas lokal ketika mereka membutuhkan bukanlah hal aneh. (PA)
