MEDIA NUCA – Seperti diketahui, sejak perang Gaza meletus, Hizbullah, kekuatan militer tangguh yang didukung oleh Iran, telah terlibat dengan pasukan Israel di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel dalam eskalasi paling mematikan sejak mereka berperang dengan Israel pada tahun 2006.
Dalam ancamannya terhadap Israel, ia menyatakan bahwa serangan pendahuluan terhadap Lebanon adalah sebuah kesalahan bodoh.
Dia bersikeras bahwa tujuan pertama adalah menghentikan “agresi” terhadap Gaza, dan tujuan kedua adalah memastikan kemenangan Hamas.
Dia juga bersikeras bahwa negara-negara mengakhiri perdagangan dengan Israel dan negara-negara Arab dan Muslim berhenti mengirim minyak ke Amerika Serikat.
Nasrallah mengatakan Hizbullah telah meningkat dari hari ke hari di garis depan Lebanon, memaksa Israel untuk menempatkan pasukannya di dekat perbatasan utara, bukan di Jalur Gaza dan Tepi Barat di barat daya.
“Di depan kami, semua opsi terbuka,” tegasnya. “Semua opsi terbuka bagi kami dan kami mempelajari semua opsi tersebut. Kami harus siap dan bersiap untuk semua opsi yang bisa terjadi di masa depan.”
Bagaimana perkembangannya akan bergantung pada jalannya peristiwa di Gaza, dan tindakan Israel di Lebanon, katanya.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu memperingatkan Nasrallah bahwa Kesalahan apa pun yang dilakukan oleh musuh-musuh Israel di Utara akan menimbulkan “kerugian yang tak terbayangkan”, kata Perdana Netanyahu pada hari Jumat (03/11/2023).
“Jangan salahkan kami,” tandas Netanyahu.
