MEDIA NUCA โ Konektivitas di wilayah ASEAN telah menjadi fokus utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi terpadu. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan pentingnya praktik konkret dalam mewujudkan infrastruktur dan konektivitas di ASEAN dalam The 14th ASEAN Connectivity Symposium yang berlangsung di Jakarta pada Rabu, (8/11/2023).
โKonektivitas merupakan kunci dalam pembangunan ekonomi terpadu di wilayah ASEAN. Tidak hanya membuat kebijakan saja tetapi juga secara praktis melakukannya agar infrastruktur dan konektivitas di ASEAN dapat segera terwujud,โ tegas Menko Airlangga Hartarto.
Menurut Profesor Tetsuya Watanabe, President Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), konektivitas ASEAN telah membuktikan diri sebagai landasan strategi pemulihan ASEAN pascapandemi.
Ini melibatkan koordinasi kebijakan, pengumpulan sumber daya, dan pembentukan kemitraan untuk memperkuat ketahanan kawasan sehingga menjadi lebih kuat.
Deputy Secretary-General of ASEAN for ASEAN Economic Community, Satvinder Singh, menambahkan bahwa ASEAN harus terus membangun kapasitas dan memperkuat pijakan regional untuk memaksimalkan manfaat konektivitas ASEAN dan Komunitas Ekonomi ASEAN.
Ia juga menyoroti kepemimpinan Menko Airlangga selaku Ketua Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang sangat berpengaruh dalam pencapaian tersebut.
Dalam konteks pertumbuhan ekonomi, perekonomian Indonesia pada kuartal III-2023 mampu tumbuh positif sebesar 4,94% (yoy). Angka tersebut diiringi dengan tingkat inflasi yang terkendali yakni 2,56% di bulan Oktober 2023, serta membaiknya indikator-indikator sosial yakni penurunan tingkat pengangguran dan kemiskinan.
Indonesia juga berhasil kembali menjadi negara berpendapatan menengah atas berdasarkan klasifikasi Bank Dunia dengan pendapatan per kapita sebesar USD4,580.
Menteri Airlangga Hartarto juga mengumumkan bahwa peluncuran Digital Economy Framework ASEAN (DEFA) dalam momentum Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini akan melipatgandakan nilai ekonomi digital di ASEAN pada tahun 2030, dari USD1 triliun menjadi USD2 triliun.
Agenda ekonomi berkelanjutan juga akan dipercepat melalui pengembangan ekosistem kendaraan listrik regional.
Selaras dengan perkembangan ini, negara-negara ASEAN berkomitmen untuk mengembangkan Agenda Konektivitas ASEAN Pasca-2025 sebagai bagian dari Komunitas ASEAN Pasca-2025.
Pengembangan Agenda Konektivitas ASEAN Pasca-2025 akan dilakukan dengan merujuk pada ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) sebagai panduan utama.
โSaya berharap dalam MPAC 2025 maupun dalam Agenda Konektivitas ASEAN Pasca-2025 dapat mengakomodir rencana aksi yang sejalan dengan penerapan Local Currency Transaction (LCT) sebagai penghubung ASEAN dan rencana ASEAN untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di ASEAN,โ ungkap Menteri Airlangga Hartarto lagi.
Simposium ini juga dihadiri oleh sejumlah perwakilan dan tokoh penting, termasuk Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Tata Niaga Kemenko Perekonomian, Asisten Deputi Pengembangan Logistik Nasional, Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Regional Kemenko Perekonomian, Ketua dan perwakilan ASEAN Connectivity Coordinating Committee Komite Koordinasi Konektivitas ASEAN (ACCC), Duta Besar ASEAN Dialogue Partner, perwakilan Badan-Badan Sektoral ASEAN dan Badan Pelaksana Utama, serta sejumlah representatif focal points MPAC 2025, organisasi internasional, multilateral development banks, sektor swasta, dan organisasi sub-regional lainnya. (AD)