MEDIA NUCA – Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) belakangan disorot lantaran merapat ke Istana setelah sekian tahun beroposisi dan mengkritik pemerintah.
Seperti diketahui, putra sulung presiden RI ke-6 itu dilantik Presiden Jokowi menjadi Menteri ATR/BPN pada (21/2) lalu.
Pelantikan tersebut sekaligus menandai peralihan posisi Demokrat dari partai oposisi, menjadi koalisi pemerintah yang akan memasang badan membela program pemerintah.
Perihal isu hak angket DPR yang diinisiasi capres Ganjar Pranowo dan PDI-P serta Koalisi Perubahan, AHY ikut angkat bicara.
Menteri ART/BPN itu mengaku tak melihat urgensi digulirkannya hak angket DPR tersebut dalam hal dugaan kecurangan pemilu presiden tahun 2024.
“Saya tidak melihat ada urgensi ke sana. Bukan hanya karena Demokrat saat ini adalah bagian pemerintahan, tapi juga saya melihat bahwa walaupun sekali lagi kita menghormati, tapi perhitungan masih berlangsung, ya,” ujar AHY kepada wartawan di rumah dinas Wakil Presiden RI, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (24/2).
Menurut AHY, karena margin perolehan suara yang jauh, ia tidak melihat ada yang aneh dalam penyelenggaraan pilpres 2024.
“Bisa dilihat secara rasional juga hasil penghitungan sementara terkait dengan pilpres ini sudah menempatkan pasangan 02 Prabowo-Gibran sebagai kandidat yang unggul dan jauh. Unggul marginnya besar. Jadi tidak melihat ada sesuatu yang aneh di situ, karena jaraknya jauh,” tutur AHY.
Meskipun demikian, sebagai seorang Demokrat, ia menghargai siapa pun yang mau menggunakan hak konstitusionalnya, dalam hal ini rencana digulirkannya hak angket DPR.
