MEDIA NUCA โ Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, membuka Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) IMT-GT ke-29 di Batam pada Jumat (29/9/2023) dengan penuh semangat.
Acara tahunan ini memiliki makna yang sangat penting, karena menandai peringatan 30 tahun berdirinya IMT-GT, sebuah kerjasama regional yang telah membawa kemajuan signifikan bagi kawasan ini.
Selama tiga dekade terakhir, kawasan IMT-GT telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang mengesankan. Pendapatan Domestik Bruto (PDB) kawasan telah meningkat pesat, naik dari USD20 miliar pada tahun 1993 menjadi USD405.7 miliar di tahun 2021.
Total perdagangan dan investasi di kawasan ini juga terus berkembang, mencapai USD727 miliar dan USD20.1 miliar pada tahun 2022, masing-masing.
Meskipun menghadapi tantangan saat pandemi COVID-19, sektor pariwisata di kawasan IMT-GT berhasil pulih dan terus berkembang dengan pesat.
Menko Airlangga menyatakan bahwa kawasan IMT-GT dihadapkan pada berbagai tantangan global, termasuk ketidakpastian global, perubahan iklim, dan kerawanan pangan dan energi.
Oleh karena itu, ia mendorong untuk melakukan transformasi digital, mengembangkan ekonomi kreatif, hijau, dan biru, serta memaksimalkan sektor-sektor unggulan seperti pariwisata, pertanian, dan industri halal.
Lebih lanjut, Menko Airlangga menekankan pentingnya meningkatkan konektivitas fisik dan digital dalam mendukung integrasi kawasan. Hal ini sejalan dengan masterplan konektivitas ASEAN 2025.
Menko Airlangga juga mengajak para Kepala Daerah IMT-GT yang tergabung dalam Chief Ministers and Governors Forum (CMGF) untuk mengubah paradigma dalam merencanakan pembangunan daerah. Ia menekankan perlunya fokus pada peningkatan sinergi dan keselarasan, untuk memperkuat konektivitas kawasan.
Dalam konferensi pers bersama awak media, Menko Airlangga mengungkapkan bahwa pertemuan IMT-GT membahas berbagai isu strategis, termasuk upaya untuk memanfaatkan peluang ekonomi, transformasi ekonomi hijau dan biru, modernisasi dan hilirisasi industri karet dan kelapa sawit, pengembangan industri berbasis digital, industri kreatif, produk dan jasa halal, dan pariwisata terintegrasi.
IMT-GT memiliki visi untuk menjadi kawasan yang terintegrasi, inovatif, inklusif, hijau, dan berkelanjutan pada tahun 2036. Economic corridor yang terus berkembang di kawasan IMT-GT diharapkan dapat memperkuat Selat Malaka dan memajukan sektor pariwisata, yang menjadi salah satu andalan IMT-GT.
Menteri Ekonomi Malaysia, Rafizi Ramli, juga mengakui pentingnya kerjasama IMT-GT dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Kerjasama ini dianggap sebagai sarana yang efektif untuk memperkuat ekonomi sub-kawasan.
Wakil Menteri Keuangan Thailand, Julapun Amornvivat, menambahkan bahwa pertemuan ini memiliki tujuan konkret dalam meningkatkan koridor ekonomi dan mendorong ekonomi biru. Ia juga mengapresiasi kepemimpinan Indonesia dalam PTM IMT-GT ke-29.
Pertemuan Tingkat Menteri IMT-GT ke-29, yang berlangsung dari tanggal 26 hingga 29 September 2023, dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi, termasuk perwakilan dari Asian Development Bank dan ASEAN Secretariat.
Pertemuan ini menjadi momentum penting untuk merayakan 30 tahun kerjasama yang sukses dan membahas langkah-langkah strategis ke depan demi kesejahteraan kawasan IMT-GT. (AD)