MEDIA NUCA โ Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan komitmen Indonesia untuk menjadi salah satu negara maju pada tahun 2045.
Pernyataan ini disampaikannya saat membuka kegiatan Southeast Asia Health Security Roundtable Series di Jakarta pada Rabu (29/11/2023).
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dapat dicapai melalui kebijakan reformasi ekonomi dan keluar dari jebakan pendapatan menengah.
Dalam acara tersebut, Menko Airlangga juga mengungkapkan strategi Pemerintah dalam mempercepat pengentasan kemiskinan ekstrem. Targetnya adalah menjadikan tingkat kemiskinan ekstrem 0% pada tahun 2024.
Strategi utama yang diterapkan melibatkan gabungan Perlindungan Sosial dengan Program Pemberdayaan Masyarakat serta upaya mengurangi kantong kemiskinan. Data Badan Pusat Statistik mencatat angka kemiskinan ekstrem pada Maret 2023 sebesar 1,12%.
Tak hanya fokus pada penguatan ekonomi nasional, Indonesia juga memperkuat posisinya di kancah global. Selama Presidensi G20 Indonesia tahun 2022, negara ini turut berperan dalam peluncuran Pandemic Fund sebagai arsitektur keuangan untuk kesiapsiagaan, pencegahan, dan respons penyakit.
Sebagai Ketua ASEAN tahun 2023, Indonesia juga telah menyetujui gabungan dana untuk menangani pandemi mendatang. Asean Response Fund berhasil mengumpulkan USD 17,7 juta.
Dalam sesi tersebut, Menko Airlangga menjelaskan tentang momentum bonus demografi yang dimiliki Indonesia. Ia menekankan bahwa periode ini harus dioptimalkan karena hanya terjadi sekali dalam sejarah peradaban suatu negara.
Optimalisasi bonus demografi, menurutnya, harus melibatkan persiapan digitalisasi yang lebih cepat, penguatan konektivitas untuk terlibat lebih dalam di Global Value Chain, dan peningkatan barang publik untuk mendukung modal lainnya.
โGenerasi muda harus dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan industri atau didorong untuk menjadi wirausaha dan menciptakan lapangan kerja,โ tegas Menko Airlangga.
Menutup penjelasannya, Menko Airlangga menegaskan bahwa Pemerintah akan terus berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan. Tujuannya adalah memastikan keberlanjutan pertumbuhan perekonomian Indonesia dan mempersiapkan diri dengan baik terhadap wabah pandemi yang endemik dan di masa depan.
Pertemuan ini dihadiri oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa, Rektor Universitas Padjajaran Prof. Dr. Rina Indiastuti, International Unit of HITAP Thailand Saudamini Dabak, serta Vice Dean of Global Health and Programme Leader of Infectious Diseases at the NUS Saw Swee Hock School of Public Health HSU Li Yang. (AD)