MEDIA NUCA – Pakar psikologi forensik Reza Indrari Amriel merisaukan joget “gemoy” yang terlalu sering dilakukan Prabowo Subianto, Capres nomor urut 2 tanpa memperhatikan konteks acara.
“Sekarang bukan kondisi fisik Prabowo yang saya risaukan. Toh dia sudah menjalani pemeriksaan di rumah sakit. Joget berulang tanpa memperhatikan konteks acara,” kata Reza kepada wartawan di Jakarta, Rabu (13/12/2023).
Diketahui, aksi joget “gemoy” dalam beberapa bulan terakhir identik pada pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo-Gibran. Kata “dijogetinaja” juga menjadi jargon mereka.
Aksi joget-joget ini dilakukan prabowo hampir di setiap acara politik, mulai kampanye hingga dalam forum formal debat perdana Calon Presiden (Capres) yang diselenggarakan KPU pada Selasa (12/12/2023) malam.
Lepas dari kerisauannya, Reza berpandangan bahwa aksi joget “gemoy” Prabowo menjadi strategi branding dalam rangka meyakinkan publik bahwa mereka sehat.
Hal serupa pernah dilakukan oleh Donald Trump (Presiden Amerika Serikat ke-45) pada tahun 2019 setelah dinyatakan lolos dari serangan COVID-19.
Selanjutnya, Boris Yeltsin (Perdana Menteri Rusia era 90-an), yang dikenal mempunyai riwayat penyakit jantung juga melakukan hal serupa pada tahun 1996.