MEDIA NUCA โ Eufrasia Mampur (33), seorang warga asal Iteng, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), dikabarkan meninggal dunia setelah melahirkan anak ketiganya di RSUD Ruteng.
Keluarga menduga bahwa kematian Eufrasia disebabkan oleh kelalaian petugas rumah sakit.
Marselinus Mampur (38), saudara kandung almarhum, mengungkapkan bahwa Eufrasia tiba di rumah sakit dalam kondisi baik dan hanya ingin melahirkan secara normal.
Sebelumnya, Eufrasia telah melewati kontrol lengkap melalui posyandu dan menjalani pemeriksaan USG oleh seorang dokter di Kota Ruteng, dengan hasil yang menunjukkan kondisi sehat.
Sayangnya, Marselinus menyoroti bahwa respons petugas rumah sakit terhadap keluhan Eufrasia sangat kurang memadai. Saat pasien mengalami kesakitan, keluarga meminta tindakan segera, tetapi petugas dianggap cuek dan tidak responsif.
โSore hari, pasien sudah tidak sadarkan diri, dan petugas akhirnya mendorong pasien ke tempat operasi. Kami tidak tahu persis apa yang terjadi di dalam sana. Namun, setelah operasi, pasien langsung dipindahkan ke ruang ICU,โ ungkap Marselinus.
Alfonsius Bungkar (36), suami pasien, menambahkan bahwa istrinya masuk rumah sakit dalam keadaan normal, namun petugas tidak merespons dengan serius hingga terjadi komplikasi. Ia mengecam sikap petugas yang terkesan mengabaikan keluhan pasien.
โIstri saya masuknya tanggal 28 Desember, yang saya kecewa itu dari jam 12 siang, pasien sudah merasakan sakit. Begitu dia teriak, beberapa bidan menyampaikan โjangan teriak, memang begitu resikonya, tunggu jadwal baru teriak sebentar,'โ ujar Alfonsius.
Informasi terkait peristiwa ini juga telah dilaporkan ke Polres Manggarai. Sementara itu, bayi yang lahir dari Eufrasia Mampur sedang dalam perawatan di rumah sakit.
Direktur Utama RSUD Ruteng, dr. Oktavianus Y. Ampur, Sp.B, saat dikonfirmasi menyampaikan bahwa pihak rumah sakit sedang melakukan penelusuran terkait insiden ini.
โKami Dokter dan perawat tidak pernah berharap adanya hal-hal yang tidak diharapkan. Kami selalu berupaya yang terbaik buat pasien kami,โ ujarnya.
Pihak rumah sakit juga menegaskan bahwa persolan ini masih dalam penelusuran oleh komite medik dan komite keperawatan terkait anggapan dan persetujuan setiap tindakan, risiko, dan komplikasi yang mungkin terjadi selama penanganan pasien.(AD)