MEDIA NUCA – Jelang pemilihan umum yang akan diselenggarakan pada 14 Februari mendatang, Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menerbitkan panduan praktis berupa kriteria-kriteria memilih pemimpin yang dianjurkan pihak Gereja terhadap umat.
Sebelum pergantian tahun, Para uskup di KWI melalui Pesan Sidang KWI 2023: “Berjalan Bersama Menuju Indonesia Damai” sudah menyampaikan keprihatinan dan harapan mereka terkait situasi politik di Indonesia saat ini.
Menurut para uskup, tahun 2024 akan menjadi tahun dengan suhu politik yang tinggi dan dari segi ekonomi akan menguras anggaran pusat dan daerah.
“Anggaran yang mencapai puluhan triliun akan mubazir jika pemilu tersebut tidak bisa memunculkan orang-orang yang akan bekerja untuk kesejahteraan rakyat,” terang pernyataan tersebut.
Demi terwujudnya harapan akan pemimpin dengan mutu tinggi mengingat biaya pemilu yang besar dan cita-cita luhur negara ini, para uskup mendorong umat untuk terlibat aktif dalam pemilu dan memilih pemimpin berdasarkan kriteria-kriteria yang diharapkan Gereja sebagai berikut.
- Memegang teguh Pancasila dan UUD 1945;
- Menghormati kebhinnekaan;
- Memiliki integritas tinggi bagi kemajuan negara;
- Mengutamakan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi atau golongan;
- Mempunyai keberpihakan kepada kaum kecil-lemah-miskin-tersingkir-difabel.
- Memiliki rekam jejak yang terpuji.
- Menjunjung tinggi martabat manusia dan menjaga keutuhan alam ciptaan.
Untuk menyempurnakan perjuangan masyarakat untuk terlibat dalam ajang besar menentukan pemimpin bermutu ini, para Uskup juga meminta kepada para calon legislatif dan eksekutif serta penyelenggara pemilu dan TNI/POLRI untuk bersatu mewujudkan pemilu yang damai, jujur, adil, transparan berkualitas dan bermartabat.
