MEDIA NUCA โ Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan hasil pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan IV-2023 yang menunjukkan pencapaian luar biasa.
Dalam Konferensi Pers Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Senin (5/02/2024), Airlangga menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 mencapai angka yang lebih tinggi dari konsensus awal yang sebesar 5,03%.
Pertumbuhan ekonomi nasional pada Triwulan IV-2023 didorong oleh beberapa sektor usaha. Sebagai contoh, sektor konstruksi tumbuh sebesar 7,68% (yoy), menempati posisi kontributor terbesar kedua setelah industri pengolahan yang mencapai pertumbuhan sebesar 4,07% (yoy).
Capaian positif ini juga dipengaruhi oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 4,82% (yoy) dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 4,40% (yoy) sepanjang tahun 2023.
Sektor transportasi dan pergudangan mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 13,96% (yoy), sementara konsumsi Lembaga Non-Profit Rumah Tangga (LNPRT) melonjak sebesar 9,83% (yoy).
Menteri Airlangga menyebutkan bahwa keberhasilan ini tidak terlepas dari berbagai stimulus yang diberikan oleh Pemerintah, seperti kebijakan PPN Perumahan Ditanggung Pemerintah, subsidi biaya administrasi untuk perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah, penebalan bantuan sosial untuk mitigasi El Nino, dan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk penguatan UMKM.
Secara spasial, seluruh wilayah Indonesia mengalami penguatan ekonomi, dengan Pulau Jawa menyumbang kontribusi terbesar 57,05%. Pertumbuhan ekonomi signifikan juga tercatat di Provinsi Maluku Utara (20,49%) dan Sulawesi Tengah (11,91%), didukung oleh kinerja industri pengolahan logam dasar sebagai dampak dari kebijakan hilirisasi.
Dengan pencapaian ini, Indonesia mampu bersaing kuat di tingkat global. Pertumbuhan ekonomi tahun 2023 melampaui beberapa negara sejawat seperti Malaysia (3,77%) dan Korea Selatan (1,36%). Bahkan, pertumbuhan Indonesia lebih tinggi dari negara-negara G-20 seperti AS (2,5%), Perancis (0,9%), dan Jerman yang mengalami kontraksi (-0,3%).
Menteri Airlangga juga memberikan pandangan ke depan, menyebut bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 2025 tetap positif. IMF memprediksi pertumbuhan sebesar 5%, World Bank antara 4,9%-5%, dan OECD di angka 5,2%.
Hal ini menandakan keberlanjutan kebijakan yang diambil oleh Pemerintah menjadi kunci pertumbuhan ekonomi ke depan, meskipun disadari adanya risiko-risiko di masa mendatang.
Untuk memastikan stabilitas ekonomi ke depan, Pemerintah telah menetapkan kebijakan prioritas, seperti revitalisasi mesin konvensional melalui Program Kartu Prakerja, pelatihan vokasi, UU Cipta Kerja, pembangunan infrastruktur, pembangunan MRT dan kereta cepat, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Ibu Kota Nusantara (IKN), serta Reforma Agraria.
Digitalisasi, transisi energi berkelanjutan, industrialisasi dengan hilirisasi, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat juga menjadi fokus penting Pemerintah.
Menghadapi pertanyaan mengenai kontribusi kontestasi politik pemilu terhadap pertumbuhan ekonomi, Menko Airlangga menjelaskan bahwa pertumbuhan konsumsi Lembaga Non-Profit Rumah Tangga (LNPRT) yang mencapai 18,11% (yoy) tercermin dari pengeluaran politik sepanjang rangkaian kegiatan pemilu.
Pemerintah tetap optimis bahwa kebijakan berkelanjutan akan menjadi kunci keberhasilan pertumbuhan ekonomi di masa mendatang.(AD)