MEDIA NUCA – Israel akhirnya memulai serangan darat yang telah lama mereka agendakan dalam upaya melumpuhkan pergerakan Hamas.
Pergerakan militer Israel tersebut membuat sebagian besar wilayah Gaza terputus dari dunia luar pada Sabtu (28/10/2023) menyusul perluasan operasi udara dan darat oleh pasukan Israel.
Pihak Israel mengatakan pada Sabtu pagi bahwa pasukannya, yang dikirim pada Jumat (27/10/2023) malam, masih berada di lapangan, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Gaza mengalami pemutusan aliran komunikasi hampir menyeluruh, dengan layanan internet dan telepon terputus selama lebih dari 12 jam pada Sabtu pagi.
Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan bahwa Israel telah memutus komunikasi, tetapi juga akan mengizinkan truk-truk yang membawa makanan, air dan obat-obatan memasuki Gaza pada Sabtu.
Hal inimengindikasikan bahwa pengeboman mungkin akan dihentikan sejenak, setidaknya di daerah perbatasan dengan Mesir di mana sejumlah kecil bantuan telah tiba.
Badan-badan bantuan mengatakan bahwa bencana kemanusiaan sedang terjadi di Gaza, yang berpenduduk 2,3 juta jiwa berada di bawah blokade Israel.
Otoritas kesehatan di daerah kantong yang dikuasai Hamas itu mengatakan lebih dari 7.000 warga Palestina telah terbunuh sejak pengeboman Israel dimulai.
Akan tetapi, Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan bahwa pemadaman listrik membuat ambulans mustahil untuk menjangkau para korban yang terluka di Gaza.
“Evakuasi pasien tidak mungkin dilakukan dalam kondisi seperti itu, atau untuk menemukan tempat berlindung yang aman,” ujarnya di X.