MEDIA NUCA โ Pada Selasa, 19 November 2024, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto, mewakili pemerintah Indonesia dalam peluncuran Global Clean Power Alliance (GCPA) yang berlangsung di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Rio de Janeiro, Brasil.
GCPA, yang digagas oleh Inggris, bertujuan untuk mempercepat transisi energi global dengan mengatasi tantangan investasi energi bersih di pasar negara berkembang.
GCPA: Meningkatkan Pendanaan Energi Bersih di Negara Berkembang
Global Clean Power Alliance (GCPA) diluncurkan secara resmi oleh Perdana Menteri Inggris, Sir Keir Starmer, dan berfokus pada pembangunan kerangka kerja sistemik yang lebih luas dan komprehensif.
Aliansi ini dirancang untuk mendukung pengembangan platform lokal dan nasional serta memperkuat arsitektur pendanaan bagi proyek energi bersih di negara-negara berkembang, terutama di Emerging Markets and Developing Economies (EMDEs).
Dalam rangka menarik investasi untuk transisi energi, GCPA menekankan pentingnya peran sektor swasta dalam mendanai proyek-proyek energi bersih.
Aliansi ini mengadopsi pendekatan yang lebih proaktif dengan strategi de-risking untuk mengurangi faktor risiko finansial serta pengembangan proyek yang bankable, berbeda dengan pendekatan yang bergantung hanya pada pendanaan publik.
Indonesia dan Peran Penting dalam Transisi Energi Global
Indonesia, yang tengah mengakselerasi upaya transisi energi melalui optimalisasi energi baru dan terbarukan (EBT), sangat menyambut baik inisiatif ini.
Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang luar biasa besar, termasuk sumber daya panas bumi (24 GW), tenaga air (95 GW), tenaga surya (169 GW), dan tenaga angin (68 GW).
Indonesia menargetkan pengurangan ketergantungan pada batu bara hingga 33% pada 2040, serta meningkatkan bauran energi terbarukan hingga 42% dan kapasitas energi terbarukan sebesar 75 GW.
Pencapaian ini membutuhkan investasi sekitar USD 235 miliar, yang dapat diperoleh dari berbagai sumber pembiayaan internasional, termasuk melalui skema yang didorong oleh GCPA.
GCPA: Dukungan untuk Indonesia dalam Mewujudkan Tujuan Energi Bersih
Sebanyak 12 negara dan organisasi regional turut bergabung dalam GCPA pada tahap awal, termasuk Brasil, Australia, Kanada, Prancis, dan Maroko. Indonesia juga terlibat aktif dalam berbagai forum kerja sama transisi energi internasional, seperti Energy Transition Mechanism (ETM), Just Energy Transition Partnership (JETP), Asia Zero Emission Community (AZEC), dan Joint Crediting Mechanism (JCM).
Peluncuran GCPA memberikan Indonesia peluang untuk mengeksplorasi alternatif skema pendanaan yang dapat mempercepat program transisi energi bersih.
Dengan dukungan ini, Indonesia berharap dapat mencapai target-target ambisius dalam transisi energi, sekaligus berkontribusi pada upaya global untuk mencapai tujuan energi bersih yang lebih berkelanjutan.(AD)