MEDIA NUCA – Pemeriksaan terhadap kasus dugaan korupsi Gubernur nonaktif Papua Lukas Enembe kembali mengungkap fakta mengejutkan.
Fakta terbaru mengungkap bahwa orang nomor satu di bumi cendrawasih itu menghabiskan uang sebesar Rp333,3 miliar per tahun untuk makan dan minum. Diperkirakan, dia bisa menghabiskan dana sekitar Rp1 miliar sehari hanya untuk makan.
Uang dalam jumlah fantastis itu diketahui merupakan uang operasional Lukas Enembe yang diambil dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) yang menurut laporan menembus angka Rp1 triliun dalam setahun.
“Itu yang bersangkutan (Lukas) setiap tahun dana operasional yang bersangkutan itu Rp1 triliun lebih,” kata Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata di Jakarta, Selasa, 27 Juni 2023.
Alex mengatakan dana Rp1 triliun setahun itu sudah diminta Lukas sejak 2019 sampai 2022. Sepertiganya, diklaim untuk makan dan minum.
KPK memang menemukan laporan pertanggungjawaban (kuitansi) atas pembelian makan dan minum Lukas. Namun, pihak restoran tidak membenarkan adanya transaksi seperti pada kuitansi-kuitansi itu.
“Jadi, restorannya tidak mengakui bahwa kuitansi itu diterbitkan oleh rumah makan tersebut,” ucap Alex.
Korupsi dengan Menyalahgunakan Pergub
Niat Lukas mencairkan biaya operasional sejumlah 1 Triliun itu ditempu tidak dengan secara konfrontatif mencederai peraturan, melainkan justru dengan memakainya untuk tujuan haram itu.
“Dibuatlah Peraturan Gubernur (Pergub), sehingga itu tidak kelihatan, jadi dia disembunyikan,” kata pelaksana tugas (Plt) Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur di Gedung Juang KPK, Jakarta Selatan, Selasa, 27 Juni 2023.
Dengan peraturan semacam itu, penyelewengan yang dilakuka Lukas jadi sulit dideteksi oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) karena semua pengeluaran seolah sesuai dengan aturan yang dibuat. Jadi, tindakan korupsi ini terjadi sejak dari pembuatan peraturan.
“Memang ketika dicek itu Kementerian Dalam Negeri itu menjadi tidak kelihatan tersamarkan dengan adanya begitu,” kata Asep.
Dipakai untuk Judi
KPK menduga dana operasional dengan nilai fantastis itu dipakai Lukas untuk berjudi di luar negeri. Tetapi, itu hanya sebagian saja karena uang operasional tidak bisa dipakai untuk berjudi.
“Aliran dana itu nanti mungkin bisa kita lihat seberapa besar dana yang digunakan oleh yang bersangkutan untuk berjudi,” ucap Alex.
Dugaan tersebut oleh lembaga antirasuah itu kini masih didalami.
“Ketika yang bersangkutan (Lukas) ini judi itu menang atau kalah. Kalau kalah ya sudah amblas berarti kan duitnya,” ungkap Alex.